Intan yang sudah mempunyai tim minimalis untuk mengembangkan usaha dawetnya tersebut memutuskan untuk launching atau rilis secara resmi tepatnya pada tanggal 5 Maret 2020.
Namun sayangnya, launching Dawet Kemayu tersebut harus berbarengan dengan pandemi Covid-19 di Indonesia. Bahkan tidak lama berselang, kata Intan, tanggal 15 Maret 2020 PSBB sudah mulai diberlakukan.
Kondisi tersebut membuat Intan harus memutar otak. Sebab memang semua perencanaan yang sudah disusun harus teralihkan oleh pandemi Covid-19. Maka saat itu yang terpenting adalah bisa bertahan.
Namun karena memang dari awal sebelum Dawet Kemayu ini besar seperti sekarang, Intan mengaku sudah mempersiapkan semuanya. Termasuk untuk branding produk Dawet Kemayu itu sendiri.
Mulai dari branding yang dibuat semenarik mungkin, hingga konten di media sosial yang terus disajikan dengan baik.
"Saat itu bahkan sudah bayar konten kreator. Walaupun sebenarnya Dawet Kemayu saat itu belum menghasilkan. Cuma karena pemikiran jangka panjang, saya tahu brand ini akan menjadi besar. Maka dari awal saya sudah bikin rapi dan menarik," tuturnya.
Pandemi Covid-19 tidak dipungkiri memang memberi dampak bagi usaha Dawet Kemayu rintisan Intan tersebut. Terbukti dari 10 outlet yang langsung dibuka ketika launching hingga saat ini hanya 6 outlet rintisan tersebut yang bisa bertahan.
Ramadhan yang Membawa Berkah
Hingga tiba saatnya bulan suci Ramadhan tahun 2020 yang masih diselimuti oleh pandemi Covid-19. Intan yang berharap dapat menjajakan produk dawetnya ke masyarakat melalui bazar makanan juga terpaksa harus gigit jari.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 25 April 2021
Pasalnya bazar Ramadhan saat itu pun juga harus ditiadakan. Padahal menurutnya itu adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan kepada masyarakat lebih luas.
"Kemudian memang kalau memang buka di bazar sudah jelas orang ke situ cari makan. Jadi dari segi selling lebih gampang," sebutnya.
Namun kondisi yang belum kondusif lagi-lagi harus membuat Intan memutar otak lebih keras. Terlebih orang juga masih takut keluar rumah, tidak ada tradisi buka bersama bahkan mudik pun ditiadakan.
Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk membuat hanper berisi dawet. Dengan kemasan yang unik yakni menggunakan besek, mini pack hingga botol agar lebih praktis.
"Jadi waktu munculnya si Dawet Kemayu yang pack-packan itu ya muncul pada Ramadhan tahun lalu. Jadi Ramadhan tahun lalu di luar ekspektasi sih. Tadinya cuma iseng-iseng saja. Kayaknya bagus buat hantaran, buat ngasih kolega, saudara, temen," ungkapnya.
Ketika Intan memutuskan untuk mengunggah kreasi hampers atau dawet yang berupa pack-pack itu ke media sosial. Respon positif dari masyarakat kembali datang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta