SuaraJogja.id - Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan dawet. Salah satu menu minuman andalan terlebih saat ramadhan tiba.
Tekstur yang kenyal dari dawet dan dipadukan dengan rasa manis gula jawa menjadikannya salah satu menu yang jadi favorit terutama saat berbuka puasa.
Namun apa jadinya jika dawet yang biasanya disajikan menggunakan santan diganti dengan krimer yang komponen utamanya berupa serat pangan dan lemak nabati?
Tidak biasa memang namun itu yang dilakukan oleh Retno Intansari Rahmawati yang merupakan salah satu founder Dawet Kemayu.
Perempuan yang akrab disapa Intan itu menyebut bahwa produk dawetnya itu cukup berbeda dari dawet pada umumnya. Selain tidak menggunakan santan, Dawet Kemayu diklaim sebagai produk yang non-kolestrol serta less-sugar atau rendah gula.
Lulusan S2 Ekonomi Syariah di Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengaku sebenarnya bahwa ide bisnis dawet itu muncul dari sebuah ketidaksengajaan. Ide itu tepatnya muncul saat ia merasakan kenikmatan dawet yang dijual di pinggir jalan beberapa waktu silam.
"Ini sebenarnya sebuah ketidaksengajaan. Jadi waktu aku jalan-jalan nemu dawet di pinggir jalan. Terus aku rasain kok ternyata enak. Beda, dawetnya itu dia kenyal, gulanya kental, dan rasanya nggak nyegrak," kata Intan saat ditemui SuaraJogja.id, Jumat (23/4/2021).
Sambil mengingat rasa dawet yang dicicipnya beberapa waktu itu, ia melanjutkan cerita. Akhirnya Intan yang terkesan dengan rasa dawet itu memutuskan untuk bertanya ke penjualnya untuk membeli bahan baku dawet tersebut.
Dari situlah, perjalanan Intan dengan Dawet Kemayu dimulai. Pada awalnya ia masih menerapkan metode dan bahan-bahan yang dianjurkan oleh penjual dawet yang bahan bakunya ia beli tadi.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 25 April 2021
Namun lama kelamaan inovasi muncul. Dari awalnya ia yang masih menggunakan santan merasa kewalahan. Bagaimana tidak, Intan harus mempersiapkan setidaknya 16 liter santan setiap harinya saat mulai berjualan dawetnya sendiri.
Bahkan 16 liter santan itu hanya bertahan paling lama 4 jam hingga habis. Mempertimbangan pembuatannya yang memakan waktu serta daya tahan yang kurang baik tercetuslah ide mengganti santan tersebut.
"Santan itu juga tidak tahan lama ya takutnya kalau bikin lagi [setelah habis] juga nanti takut ngga laku lalu basi. Lalu saya berpikir tidak mungkin kalau mau buka franchise besar tapi masih pakai santan," ujarnya.
Belakangan ia kemudian memakai krimer sebagai pengganti santan. Inovasi itupun membuat Dawet Kemayu memiliki ciri khas tersendiri.
Berangkat dari situ Intan mulai mengikuti berbagai bazar kuliner untuk mencoba melihat respon pasar dengan inovasi dawet tersebut. Ternyata konsumen mengalir dengan positif.
"Saya kalau ikut bazar itu sehari bisa habis sekitar 25 kg cendol. Saat itu bulan Februari sebelum launching," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
-
Profil Bupati Pati Sudewo yang Menaikkan Pajak 250 Persen
Terkini
-
Penembakan di Lapangan Minggiran Yogyakarta: Tuduhan Curi Senar Layangan Berujung Petaka
-
Niat Tagih Utang Berubah Jadi Tangis: Kisah Pria di Depan Pusara Sahabatnya Bikin Nyesek
-
Jogja-Solo Makin Dekat: Kapan Tol Ini Rampung? Ini Progres & Exit Tol Terbarunya
-
Jangan Nekat! Balai TNGM Tegaskan Jalur Pendakian Gunung Merapi Masih Ditutup
-
Catat! Mulai 6 Agustus 2025, Tol Klaten-Prambanan Sudah Bayar, Segini Tarifnya