SuaraJogja.id - Sembilan sekolah di tingkat SMA/SMK di DIY sudah sepekan lebih melaksanakan uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka secara terbatas. Namun selama kurun waktu tersebut, pelaksanaan pembelajaran dirasa masih belum efektif.
Uji coba KBM tatap muka dilaksanakan di sembilan sekolah: SMA N 1 Pajangan, Bantul; SMK N 1 Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMK N 1 Depok, Sleman; SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMA N 1 Sentolo, Kulon Progo; SMK N 2 Pengasih, Kulon Progo; dan SMK N 1 Kota Yogyakarta.
KBM tatap muka hanya digelar selama dua jam pelajaran. Padahal, materi yang diberikan cukup banyak untuk berbagai mata pelajaran (mapel).
"Kalau pantauan kita, ya kalau semua materi dipadatkan dua jam, ya belum efektif kalau biasanya jam 7 sampai 2 siang, tapi dipadatkan jadi dua jam saja," ujar Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (27/4/2021).
Baca Juga: PT KAI Mulai Coba Penggunaan GeNose C19 di Empat Stasiun
Karenanya, sebelum pemberlakuan KBM tatap muka diperluas ke jenjang pendidikan lainnya, maka guru harus lebih kreatif dalam menyusun kurikulum yang dipadatkan. Hal ini penting agar pembelajaran di sekolah bisa berjalan lebih efisien.
Sekolah juga harus memastikan standar proses pembelajaran yang membaurkan KBM tatap muka dengan daring. Dengan demikian materi yang tidak bisa disampaikan saat tatap muka di sekolah bisa disampaikan saat daring.
"Pembelajaran kan tetap blended [dibaurkan] ya, jadi ya bisa diperluas," ujarnya.
Aji menambahkan, pihaknya meminta Disdikpora untuk mengevaluasi uji coba KBM tatap muka di SMA/SMK di DIY. Dari hasil pantauan tersebut bisa diketahui efektivitas penerapan protokol kesehatan (prokes) yang sudah disiapkan sekolah.
Jika tidak ditemukan kasus baru COVID-19 dari sekolah maka kedepan uji coba KBM tatap muka bisa diperluas pada tahun ajaran baru pada Juli 2021 mendatang. Namun jika sebaliknya maka KBM tatap muka tetap akan dibatasi.
Baca Juga: Mulai Senin 26 April 2021, Pemkab Agam Cabut Pembelajaran Tatap Muka
"Ya kita lihat evaluasinya nanti ya, mungkin dua minggu berjalan penuh kita lihat hasilnya karena guru-guru kan juga masih divaksin. Jangan sampai anak-anak berkerumun terlalu lama," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Bojan Hodak Bongkar Masalah Utama Persib Bandung usai Uji Coba, Ada Apa?
-
Penampakan Kim Jong Un Awasi Langsung Uji Coba Drone Bunuh Diri Baru Berbasis AI
-
Persiapan Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Gasak UEA di Laga Uji Coba
-
Warga Protes Karena Bau, Pramono Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Sony Uji Coba AI Bikin Karakter PlayStation Lebih Hidup, hingga Aloy Bisa Diajak Ngobrol
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!