SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga awan panas guguran kembali muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 24 jam, Kamis (29/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati satu kali awan panas guguran. Luncuran wedus gembel itu masih menuju ke arah barat daya.
"Sempat teramati 1 kali awanpanas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/4/2021).
Awan panas guguran pada tanggal 29 April 2021 tersebut keluar tepatnya pada pukul 21.12 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 34 mm dan durasi 120 detik.
Selain awan panas guguran, teramati juga sejumlah guguran lava dari puncak Merapi. Guguran lava juga masih teramati mengarah ke barat daya.
"Teramati 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Sejumlah kegempaan juga tercatat dalam aktivitas Gunung Merapi dalam 24 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran sejumlah 112 kali, hembusan 1 kali, dan hybrid atau fase banyak sejumlah 18 kali.
Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya selama 6 jam pada Jumat (30/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, dari visual Gunung Merapi terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
Mesku tidak sebanyak atau seaktif dalam aktivitasnya selama 24 jam lalu namun Merapi tetap aktif. Terlebih berupa aktivitas berupa guguran lava yang masih terus terjadi.
Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Lava Sebanyak 8 Kali dengan Jarak Terjauh 1,4 Km
"Teramati 1 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500 meter ke arah barat daya," terangnya.
Sedangkan untuk kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 20 kali, tektonik jauh sejumlah 1 kali serta hembusan sebanyak 3 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Berita Terkait
-
Gunung Merapi Keluarkan Lava Sebanyak 8 Kali dengan Jarak Terjauh 1,4 Km
-
Masih Erupsi Efusif, Gunung Merapi Keluarkan Dua Kali Lava Selama 6 Jam
-
Update Merapi, Luncurkan 2 kali Awan Panas Guguran dan 17 kali Lava Pijar
-
Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas 1.000 Meter
-
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar
Terpopuler
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Baru Sebulan Diterima, Bantuan Traktor untuk Petani Cianjur Malah Dijual Ketua Gapoktan
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong