SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan panas guguran tetapi lava dari puncak Merapi masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 6 jam pada Kamis (29/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava yang keluar dari puncak Merapi.
Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 1.400 meter atau 1,4 kilometer ke arah barat daya.
"Teramati 8 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangannya, Kamis (29/4/2021).
Dalam periode pengamatan yang sama visual gunung terlihat jelas. Teramati pula Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 6 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran yang tercatat berjumlah 25 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali.
Sementara itu untuk pengamatan periode sebelumnya selama 24 jam atau tepatnya pada Rabu (28/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi juga terlihat mengeluarkan lava. Sedangkan visual Gunung Merapi terlihat dengan asap kawah dengan intensitas tipis.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50 m di atas puncak kawah," ucapnya.
Sementara itu untuk guguran lava yang terjadi dari puncak Gunung Merapi. Luncuran itu masih juga teramati menuju ke arah barat daya.
Baca Juga: Merapi Muntahkan Awan Panas dari Dini Hari, Arah ke Tenggara dan Barat Daya
"Teramati 8 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya," imbuhnya.
Sedangkan untuk kegempaan cukup banyak jenis kegempaan yang terjadi dalam periode pengamatan tersebut.
Di antaranya ada 126 kali terjadi kegempaan guguran, untuk hembusan sejumlah 4 kali. Lalu ada juga hybrid atau fase banyak yakni 22 kali, vulkanik dangkal sejumlah 1 kali dan tektonik jauh yakni berjumlah 1 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Masih Erupsi Efusif, Gunung Merapi Keluarkan Dua Kali Lava Selama 6 Jam
-
Update Merapi, Luncurkan 2 kali Awan Panas Guguran dan 17 kali Lava Pijar
-
Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas 1.000 Meter
-
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar
-
Merapi Muntahkan Awan Panas dari Dini Hari, Arah ke Tenggara dan Barat Daya
Terpopuler
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Baru Sebulan Diterima, Bantuan Traktor untuk Petani Cianjur Malah Dijual Ketua Gapoktan
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong