Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 30 April 2021 | 17:50 WIB
Seorang pembeli melihat produk kerudung di Pasar Beringharjo, Jumat (30/4/2021). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri, suasana di bagian pakaian Pasar Beringharjo masih tampak sepi. Tidak banyak pengunjung yang datang untuk berbelanja pakaian, kerudung, mukena ataupun kelengkapan ibadah dan persiapan Lebaran lainnya.

Perayaan Hari Raya Idulfitri di Indonesia sendiri biasanya identik dengan kegiatan mudik atau pulang kampung serta pakaian baru di hari raya. Sebelum pandemi merebak, kebanyakan umat Islam akan mulai memadati pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru yang digunakan ketika Lebaran.

Dari pantauan SuaraJogja.id, suasana di Pasar Bringharjo 13 hari menjelang Lebaran masih tampak sepi. Beberapa pengunjung yang datang banyak yang mendatangi toko kerudung dan perlengkapan pakaian muslim. Sementara lapak pakaian lainnya nampak sepi, sehingga para penjual nampak duduk di lorong menunggu pembeli.

Salah seorang pengunjung asal Gunungkidul, Asmiatun, mengatakan bahwa ia hanya kebetulan melintas dan berkunjung ke Pasar Bringharjo. Bersama dengan dua anaknya, ia menyempatkan mampir ke salah satu ikon Kota Yogyakarta ini untuk membeli kerudung.

Baca Juga: Pandemi Jadi Inspirasi Koleksi Busana Idulfitri Sapto Djojokartiko

"Dari rumah saudara, sekalian mampir kesini cari kerudung," ujar Asmiatun saat ditemui di Pasar Beringharjo Jumat (30/4/2021).

Ia sendiri mengaku tidak berbelanja dalam rangka persiapan Lebaran. Kerudung yang dibeli merupakan kebutuhan pokok yang ia kenakan sehari-hari. Dalam suasana pandemi saat ini, Asmiatun mengaku tidak melakukan banyak persiapan menjelang Lebaran dan hanya merayakannya secara sederhana bersama keluarga di rumah.

Sementara itu pengunjung lainnya, Siti Maesaroh merupakan seorang pendatang dari Tegal. Selama berada di Yogyakarta, Siti dan keluarganya tinggal di kawasan Pleret, Bantul. Kebijakan pemerintah yang melarang aktivitas mudik dan kewajiban untuk melakukan swab membuatnya tidak pulang kampung.

"Enggak, sekarang kan dilarang. Banyak swab swab juga di jalan," terangnya.

Bersama anak dan adiknya, Siti berkunjung ke Pasar Bringharjo juga bukan untuk membeli kebutuhan Lebaran. Ia justru berniat mencari parcel maupun zakat yang banyak diberikan menjelang Lebaran. Menurut pengakuannya, tahun sebelumnya ia banyak menerima zakat atau parcel di Pasar Bringharjo.

Baca Juga: Lebaran di Bekasi: Open House Dilarang, Tempat Wisata Boleh Dibuka

Selain karena adanya larangan mudik, Siti memilih merayakan Lebaran jauh dari keluarga besar lantaran himpitan ekonomi. Ia mengaku kesulitan untuk makan sehari-hari. Identitasnya yang tercatat sebagai warga Tegal membuatnya kesulitan mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Sementara itu, sebagian besar penjaga toko yang ditemui enggan memberikan komentar lantaran pemilik toko tidak ada di tempat.

Load More