SuaraJogja.id - Pemerintah pusat menyebutkan Indonesia memiliki 7 wilayah yang masuk dalam zona merah kasus COVID-19. Kabupaten Sleman disebut masuk dalam wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo memberikan respons terhadap kondisi yang dipublikasikan pada 16 Mei 2021 tersebut, kepada wartawan, Rabu (19/5/2021).
Menurut Joko, berdasarkan kajian yang dilakukan Dinkes Sleman selama 14 hari, Kabupaten Sleman sudah masuk dalam zona oranye, dengan angka reproduksi sebesar 0,7.
"Itu menunggu tidak sampai seminggu (sepekan) lagi, kalau bisa bertahan seperti itu sudah [zona] kuning kita," kata dia.
Baca Juga: Pura-pura Antri, Kakek Asal Sleman Nekat Curi Motor di Bengkel
Joko menegaskan kembali bahwa sejauh dari kriteria yang ia ketahui, Sleman masih dalam zona oranye.
"Tapi kalau yang dipakai oleh pemerintah pusat saya tidak tahu pakai kriteria yang mana, sehingga Sleman masih dianggap merah," terangnya.
Ia menambahkan zona oranye di tingkat kabupaten dihitung dari tingkat reproduksi, dipengaruhi oleh kasus baru, meninggal dan sembuh.
"Sudah sejak 3 Mei 2021 itu sudah oranye. Mungkin kalau BNPB menggunakan data sebelumnya, saya tidak tahu. Tapi akan saya cek lagi, karena kita dianggap masih merah. Yang jelas kita menggunakan data yang bergerak terus setiap hari," ungkap mantan Plt Dirut RSUD Sleman ini.
Di kesempatan sama, ia juga memberi tanggapan perihal adanya pernyataan turunnya angka pemeriksaan spesimen, untuk penelusuran kasus COVID-19.
Baca Juga: Update Peta Zonasi: Sleman dan Salatiga Masuk Zona Merah Covid-19
Joko mengatakan, ia memilih untuk berpegang pada data dan langkah nyata yang selama ini dilakukan pihaknya. Misalnya saja, dibandingkan dengan jumlah warga yang menyentuh sekitar 1,1 juta jiwa, dalam sepekan ditargetkan ada 1.000 pemeriksaan. Karena, dari tiap 1.000 warga ada satu yang diperiksa.
"Kalau kami lihat data, belum pernah di bawah 1.000. Bahkan pas kasus rendah, rerata sehari itu ada 2.000 pemeriksaan. Kalau ingin tidak ada kasus, ya tidak usah dicari. Tapi ya risikonya ya jebol," tutur Joko.
"Kami terus mencari, sampai angka yang muncul itu menggambarkan realita kasus yang ada di Sleman," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025