Biasanya gejala masuknya virus COVID-19 terlihat setelah masa inkubasi 7 hari. Berbeda dengan masa inkubasi penderita COVID-19 varian baru, bisa cukup membutuhkan waktu 2 atau 3 hari saja untuk bisa memperlihatkan gejala.
"[Bentuk gejala lain] langsung memberat. Jadi, gejala ringan ke berat, itu [bentuk tahapnya] ringan, sedang, berat. Kalau sekarang, bisa dari tanpa gejala tahu-tahu gejala berat," urainya.
Joko menjelaskan, gejala yang bisa dan harus langsung diwaspadai oleh masyarakat adalah sesak napas.
Melihat kondisi ini, ia menyarankan paling tidak dalam satu kelompok atau keluarga, ada yang memiliki alat untuk memeriksa saturasi oksigen dalam tubuh (darah).
"Begitu saturasi di bawah 95, sudah. Entah COVID atau tidak, datang saja ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut," saran Joko.
Pihaknya juga telah menjelaskan kepada tim di rumah sakit, khususnya di Instalasi Gawat Darurat. Ketika ada pasien atau warga memeriksakan diri ke faskes, dengan kondisi saturasi oksigen di bawah 95, maka mereka diminta untuk memproses, bahkan mengasessment warga tersebut.
Langkah itu tetap harus dilakukan, tanpa pandang bulu melihat ada atau tidaknya gejala lain yang dicurigai mengarah kepada COVID-19.
Sementara kala ditanyai soal kasus COVID-19 pascalebaran, Joko menyatakan Dinkes Sleman masih harus mengkaji dan tetap berharap tak ada lonjakan kasus. Selain itu, Pemkab Sleman juga terus mengantisipasi lonjakan, dengan sejumlah langkah termasuk koordinasi dengan semua RS.
Yang terpenting harus dilakukan adalah meskipun lama tidak dipakai, RS tidak mengalihkan bangsal isolasi COVID-19 menjadi bangsal biasa terlebih dahulu.
Baca Juga: Sleman Disebut Zona Merah COVID-19 Indonesia, Begini Respon Dinkes Sleman
"Respon dari RS hampir semua sepakat tidak masalah, karena kami mengantisipasi adanya lonjakan kasus pascalebaran," kata dia.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
India Melaporkan Kematian Akibat Covid-19 Mendekati 4.000 Jiwa Per Hari
-
Ngeri, Kematian Akibat Covid-19 di India Tembus Seperempat Juta
-
Gelombang Kematian Akibat Covid-19, India Mulai Kremasi Massal
-
Angka Kematian Akibat COVID-19 di Dunia Tembus 3 Juta
-
Studi AS Buktikan Rutin Olahraga Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi