SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Sleman menyebut angka kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Sleman sudah memprihatinkan. Tercatat, angka kematian di bumi sembada mencapai 2,85%.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo, yang diikuti dengan dibeberkannya data bahwa, selalu ada penambahan kematian akibat COVID-19 di Sleman, per harinya.
Bahkan, ada satu masa di mana Sleman memiliki 3 sampai 4 kematian dalam sehari dikarenakan COVID-19.
Bahkan belum lama ini, kasus kematian akibat COVID yang ekstrim juga terjadi. Joko mengungkap, ada total ada 15 kematian dalam dua hari.
"Yang pertama 7 lalu 8 [kematian], itu memang agak ekstrim," kata dia, di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Rabu (19/5/2021).
Ia menyatakan, seperti yang sudah sering disampaikan sebelumnya, dalam situasi epidemiologis seperti sekarang, banyak orang positif tapi tidak diperiksa.
"Tidak terperiksa sehingga tidak diketahui bahwa dia positif, namun dia berhubungan dengan orang-orang berisiko tinggi dan rentan, misalnya orang dengan komorbid, lansia," ujarnya.
Ketika sudah bergaul dan interaksi lalu diperiksa. Yang diketahui positif COVID-19 itu adalah warga lansia atau komorbid. Selanjutnya, pasien COVID-19 dengan komorbid atau lansia tadi meninggal dunia.
"Ditracing dan ketahuan ini [orang positif COVID-19 tapi tak diketahui tadi] positif. Itu lah yang menyebabkan angka kematian meningkat. Karena COVID ketika kena lansia dan komorbid, kan itu membahayakan sampai mudah meninggal," ungkapnya.
Baca Juga: Sleman Disebut Zona Merah COVID-19 Indonesia, Begini Respon Dinkes Sleman
Namun ia tak menampik, mayoritas kematian akibat COVID-19 ini dialami oleh pasien lansia, hanya beberapa non lansia dan nihil pada pasien anak-anak.
Beberapa kasus kematian lain yang muncul, yaitu ada pasien COVID-19 yang setelah dirawat di rumah sakit lalu dirawat di rumah, malah meninggal.
Penyebab kematian berikutnya: ada yang karena terlihat sehat, lalu menjalani isolasi mandiri di rumah. Tapi karena diduga COVID-19 yang ia alami berasal dari virus varian baru, gejala yang didapati dari pasien ini jauh lebih berat.
"Karena [virus dari varian baru] begitu masuk ke dalam saluran napas, itu langsung paru-parunya putih. Langsung menyebar," kata dia.
"Padahal ketika kapasitas paru-paru 70% tidak berfungsi, saturasinya menurun ya berakibat fatal. Itu baru perkiraan, karena saya tidak punya data spesifik bahwa itu virus varian baru atau bukan," sambung Joko.
Gejala yang bisa dilihat dari pasien terkonfirmasi COVID-19 virus varian baru, antara lain gejala lebih cepat terlihat.
Berita Terkait
-
India Melaporkan Kematian Akibat Covid-19 Mendekati 4.000 Jiwa Per Hari
-
Ngeri, Kematian Akibat Covid-19 di India Tembus Seperempat Juta
-
Gelombang Kematian Akibat Covid-19, India Mulai Kremasi Massal
-
Angka Kematian Akibat COVID-19 di Dunia Tembus 3 Juta
-
Studi AS Buktikan Rutin Olahraga Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi