SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, teramati juga awan panas guguran yang kembali muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan bahwa dalam periode pengamatan selama 24 jam tepatnya Minggu (23/5/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati kembali awan panas guguran yang keluar dari Merapi.
Awan panas guguran tersebut tepatnya terjadi pada pukul 11.43 WIB kemarin. Tercatat di seismogram saat itu dengan amplitudo 74 mm dan durasi 87 detik.
"Saat itu cuaca berkabut, untuk estimasi jarak luncur 1.500 ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/5/2021).
Selain awan panas guguran yang masih kembali teramati. Luncuran lava dari puncak Gunung Merapi juga masih terus terjadi.
"Teramati 4 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Tercatat juga sejumlah kegempaan dari Gunung Merapi dalam periode 24 jam tersebut. Di antaranya yakni kegempaan guguran sejumlah 123 kali, hembusan sejumlah 6 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 74 kali.
"Ada juga kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 10 kali dan tektonik jauh sejumlah 1 kali," imbuhnya.
Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya Senin (24/5/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, belum teramati kembali sejumlah aktivitas di Gunung Merapi. Baik dari guguran lava maupun awan panas.
Baca Juga: Pagi Ini Merapi Muntahkan Awan Panas ke Barat Daya Sejauh 1,8 Kilometer
"Untuk visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 25 meter di atas puncak kawah," ungkapnya.
Kendati demikian sejumlah kegempaan masih tetap berlangsung dalam periode pengamatan 6 jam tersebut. Di antaranya yakni kegempaan guguran sejumlah 40 kali, hembusan sebanyak 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma