SuaraJogja.id - Tidak diundangnya Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dalam pembekalan kader PDI di Jateng menghadapi Pemili 2024 memicu spekulasi adanya upaya menjegal langkahnya menuju Pilpres 2024. Menghangatnya soal isu Ganjar Pranowo yang disebut bakal maju dalam kontestasi pilpres turut dikomentari politisi partai Gerindra, Arief Poyuono.
Seperti diketahui, kabar tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam kegiatan pembekalan kader PDIP untuk pemilu 2024 yang dihadiri Puan Maharani itu menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan tagar RI 1 yang dikaitkan dengan Ganjar Pranowo yang bakal terjun dalam kontestasi Pilpres 2024 pun sempat trending di media sosial Twitter.
Terbaru, politisi partai Gerindra, Arief Poyuono pun turut mengomentarinya. Lewat kicauannya di media sosial, mantan sekretaris umum partai berlambang Garuda Emas itu menyebut bahwa sebaiknya Ganjar Pranowo fokus kerja dan membantu rakyat.
Ia menulis bahwa pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani merupakan harga mati di Pilpres 2024.
Baca Juga: Ganjar Dicueki PDIP, Eks Wali Kota Solo Beri Komentar Menohok
"Prabowo-Puan harga mati di Pilpres 2024. Jadi mas @ganjarpranowo mesti besar hati..Jika kehendak yang Maha Kuasa memang memilih Mas Ganjar sebagai Presiden RI ke 8 semua tidak ada yang bisa menghalangi..Semua akan hancur masuk jurang dan laut. Fokus kerja saja. Bantu rakyat," tulisnya, Senin (24/5/2021).
Tiket Ganjar menuju Pilpres 2024
Terpisah, Direktur Esekutif Indonesian Presidential Studies atau IPS-Jakarta, Nyarwi Ahmad mengatakan, karier politik Ganjar Pranowo di PDIP terindikasi dalam situasi yang kurang apik menyusul tidak diundangnya gubernur Jawa Tengah itu dalam acara pengarahan Pemilu 2024.
"Bukan tidak mungkin, nasib Ganjar Pranowo untuk dapat memaksimalkan karier politiknya melalui PDI Perjuangan sudah di ujung tanduk," kata Ahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Ia melihat dari perspektif pemasaran politik ada empat hal menarik untuk dicermati di balik peristiwa fenomenal tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam acara pengarahan Pemilu 2024 yang digelar DPD PDIP Jawa Tengah.
Baca Juga: Hubungan Ganjar Pranowo-PDIP Memanas, PKS Siap Boyong Ganjar Maju Pilpres?
Data survei IPS awal April 2021, untuk 30 nama calon presiden, menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar 14,4 persen. Elektabilitas ini berada di urutan no dua setelah Prabowo, 25,4 persen.
Dalam bursa calon wakil presiden, untuk 30 nama, Ganjar juga berada di urutan nomor 3, yaitu 8,3 persen setelah Anies Baswedan 12,8 persen. Tingkat elektabilitas ini juga tidak banyak mengalami perubahan untuk survei dengan 18 dan 10 nama calon presiden-wakil presiden.
Kendati demikian, potensi elektabilitas Ganjar ini bisa tidak akan bermakna, jika dia gagal mendapatkan dukungan internal dari pimpinan PDIP. Dalam pengarahan itu, baik Puan maupun Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, memberikan pernyataan terkait tidak diundangnya Ganjar.
Menurut Ahmad, meski memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi, Ganjar berpotensi kehilangan peluang untuk mendapatkan tiket dari PDI Perjuangan agar bisa masuk dalam bursa Pemilu 2024 mendatang.
"Sebagaimana yang dipotret sejumlah lembaga survei, termasuk IPS, Ganjar selama beberapa bulan terakhir makin populer dan tingkat elektabilitasnya juga cukup tinggi melampau deretan sejumlah publik figur dan para tokoh pimpinan partai, termasuk Puan Maharani sendiri," ujar dia.
Kader tidak off side
Hal menarik lain dalam peristiwa fenomenal ini, menurut dia, dinamika di internal PDIP terkait dengan bursa calon presiden-wakil presiden dalam Pemilu 2024 mendatang tampaknya kian hangat dan memanas.
DPP PDIP, lanjut dia, tampak makin terbuka untuk mengingatkan para kadernya khususnya yang menjadi publik figur popular dan memiliki potensi elektabilitas tinggi agar tidak off side.
"Kritik yang disampaikan Bambang Wuryanto ke Ganjar Pranowo mengindikasikan hal itu," kata Ahmad.
Ia mengungkapkan, dalam Pemilu 2024 mendatang, PDIP tampaknya memiliki orientasi yang berbeda dengan parpol-parpol lain, dan berbeda dengan yang pernah dilakukan dalam Pemilu 2014 dan 2019 lalu; mencalonkan sosok yang lebih popular dan memiliki elektabilitas tinggi seperti Joko Widodo. Saat itu Jokowi adalah gubernur DKI Jakarta setelah sebelumnya menjadi wali kota Solo.
Menurut dia, arah PDIP untuk Pemilu 2024 mendatang tampaknya makin jelas dengan untuk menjagokan figur tertentu di luar sosok populer sebagaimana Pranowo. "Dukungan pasar politik internal di PDI Perjuangan terhadap Ganjar Pranowo tampak masih belum aman," ujarnya.
Berita Terkait
-
Minta Jajaran Ciptakan Pemerintahan Bersih, Prabowo Ingatkan Tak Ada Muatan dan Dendam Politis
-
Prabowo Ingatkan Jajaran: Ciptakan Pemerintahan yang Bersih dari Kongkalingkong dengan Pihak Lain
-
Tinggalkan Tanah Air, Prabowo Beri Instruksi dan Petunjuk untuk Wapres Gibran dan Kabinet
-
Mulai Lawatan Perdana, Prabowo Mohon Doa Restu Jelang Lepas Landas
-
Didit Prabowo Buka Toko Dadakan di Mal, Lengangnya Pengawalan Paspampres Dipertanyakan
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
Terkini
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru