SuaraJogja.id - Sejumlah tokoh menggelar aksi menabuh kentongan di kantor DPD DIY, Senin (31/05/2021). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan akan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus tidak lolosnya 75 pegawai KPK dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
Aksi sejumlah tokoh lintas profesi yang menamakan diri Jogja Kompak ini diikuti mantan Ketua KPK sekaligus Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas dan peneliti senior Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) FH UGM Zainal Arifin Mochtar. Hadir pula anggota DPD RI Afnan Hadikusumo serta Dekan Hukum UMY Trisno Raharjo dan perwakilan DPRD DIY.
"TWK adalah upaya pelanggaran ham dengan menyingkirkan orang-orang berintegritas, progresif, mumpuni dan teruji di kpk, karenanya harus dibatalkan," papar Zaenal Arifin Mochtar yang mewakili para tokoh.
Dengan adanya pelemahan KPK tersebut, mereka meminta Presiden Joko Widodo untuk turun tangan. Presiden perlu meminta Ketua KPK mengembalikan nama baik 75 orang yang dikategorikan memiliki jiwa kebangsaan tersebut. Apalagi karena tak lolos TWK, 75 pegawai KPK dianggap liberal dan tidak Pancasialis.
Jogja Kompak pun mendesak Presiden untuk memerintahkan komisioner KPK untuk fokus pada upaya pemberantasan korupsi alih-alih mengurusi TWK. Sehingga pemberantasan korupsi bisa dilakukan lebih optimal.
"Komisioner mestinya fokus penyelesaikan kasus yang sedang ditanganinya termasuk kasus korupsi dana bansos, benur, suap KPU RI dan stadion mandala krida yogyakarta," tandasnya.
Zaenal menambahkan aksi dan gugatan mereka tidak diindahkan maka kepercayaan publik pada pemerintah akan hilang. Apalagi saat ini kasus korupsi masih saja terus terjadi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara.
"Indeks demokrasi indonesia pun akan semakin menurun di mata dunia," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Ngabalin Sarankan Busyro Muqoddas Mudur dari Ketum PP Muhammadiyah
Tag
Berita Terkait
-
Viral Bersumpah Sebut KPK Busuk, Fahri Hamzah: Gak Ada yang Berani Ngomong!
-
Pelantikan ASN 1.271 Pegawai KPK Dijaga Ketat, Barracuda dan Water Cannon Tutup Jalan
-
Agar KPK Tak Kolaps, Jokowi Dianjurkan Angkat Penyidik dari Polri dan Kejaksaan
-
Anggap TWK Mengkriminalisasi Pegawai KPK, Din Syamsuddin: Presiden Harus Turun Tangan
Terpopuler
Pilihan
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
Terkini
-
Remisi Kemerdekaan: 144 Napi Gunungkidul Dapat Angin Segar, 7 Langsung Bebas!
-
ITF Niten Digenjot, Mampukah Selamatkan Bantul dari Darurat Sampah?
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa