SuaraJogja.id - Curhatan wisatawan di media sosial tentang kewajiban menaiki jip menuju destinasi wisata petilasan Mbah Maridjan yang kemudian viral, ditindaklanjuti pemkab Sleman.
Kekinian, Pemkab Sleman memanggil perwakilan komunitas dan asosiasi pengelola wisata jip Merapi.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suci Iriani Sinuraya mengatakan, pihaknya berupaya menindaklanjuti curhatan wisatawan, yang mengaku tak bisa naik kendaraan pribadi menuju obyek wisata petilasan Mbah Maridjan, karena dipaksa parkir dan harus sewa ojek ataupun jip.
"Dinas Pariwisata telah mengirim surat, untuk menggelar rapat bersama lintas pemangku kepentingan, khusus membahas persoalan tersebut. Termasuk memanggil Komunitas dan Asosiasi Jip Lereng Merapi. Kemarin kan masalahnya disitu," kata dia, Selasa (1/6/2021).
Bukan hanya komunitas dan asosiasi jip, surat juga ditujukan kepada pemerintah kalurahan, kapanewon, kepolisian, Bagian Hukum Setda Sleman, Inspektorat dan Satpol PP.
Suci menyebut, surat pemanggilan sudah dibuat sejak kemarin dan dikirimkan. Pemkab Sleman ingin duduk bersama pihak-pihak terkait, untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan itu, nantinya seluruh pihak bersama-sama memetakan masalah, berkomunikasi baik-baik, sekaligus mengurai masalah yang ada.
"Diharapkan, dapat ditemukan solusi permanen, yang ke depannya bisa menjadi sistem yang bisa diterapkan. Agar permasalahan serupa tidak terulang lagi di kemudian hari," tuturnya.
Suci menambahkan, curhatan viral wisatawan soal destinasi wisata di Merapi tidak akan terjadi, manakala semua pihak bisa saling menjaga. Demikian juga pemerintah, memonitor dan memberikan aturan yang tepat.
Baca Juga: PPDB SMP Segera Dibuka, Disdik Sleman Minta Calon Peserta Perhatikan Hal Ini
"Jika tidak saling memahami dan menjaga, akan menjadi kerusakan bersama, kebangkrutan bersama," ucapnya.
Dibutuhkannya saling memahami dari masing-masing pihak tadi, tujuannya agar bisa memahami posisi dan memiliki komitmen untuk kebaikan.
Jika tak ada komitmen itu, justru akan merusak semuanya. Semua pihak perlu menjaga, jangan sampai wisatawan yang mau datang ke Sleman malah jadi takut.
"Pariwisata menyumbang perekonomian masyarakat cukup besar di Kabupaten Sleman maupun Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan, dari pariwisata dapat mengungkit dan menumbuhkan sektor lain. Mulai dari sektor UMKM, transportasi, perbankan, penginapan, kuliner, hingga jasa laundry dan pijat. Semua itu saling berkembang dan terhubung dengan wisata," tandas Suci.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta
-
DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Rebutan Saldo Gratis Hingga Rp199 Ribu!
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi