SuaraJogja.id - Keberadaan laboratorium dan penyelengara uji profisiensi yang tersebar di seluruh Indonesia tentu dapat mempermudah industri dan pelaku usaha untuk menguji produk mereka. Saat ini ada sekitar 2.000 laboratorium dan penyelenggara uji profisiensi dengan berbagai ruang lingkup di seluruh Indonesia yang telah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Namun dari jumlah tersebut, kurang lebih 10 persen di antaranya dibekukan karena melanggar aturan. Sebagian karena kesalahan prosedur dan sisanya tidak memenuhi persyaratan kompetensi yang diakui secara internasional, dengan pembuktian akreditasi oleh KAN.
"[Dari kurang lebih sepuluh persen], ada yang dibekukan ada pencabutan [izin aplikasi], jadi mereka harus menaati aturan dari kita. Sedangkan 90 persen lainnya statusnya masih aktif," ujar Sekretaris Jenderal KAN Donny Purnomo dalam Pertemuan Teknis Laboratorium dan Penyelenggara Uji Profisiensi di Yogyakarta, Kamis (03/06/2021).
Menurut Donny, pembekuan laboratorium lebih banyak dari yang dicabut izinnya. Pembekuan tersebut terjadi bisa saja dimungkinkan karena ketidaktahuan laboratorium dalam mengikuti prosedur KAN.
Baca Juga: Keren, Pertama Kalinya Ilmuwan Berhasil Menciptakan ASI di Laboratorium!
KAN memberikan peringatan melalui pembekuan sementara. Kalau komplain dari pengguna labotorium sudah dibenahi, maka laboratorium bisa beroperasi kembali.
"Kalau terjadi komplain dari pengguna beberapa kali maka [laboratorium] kita bekukan beberapa saat untuk dilihat apanya yang salah," jelasnya.
Karenanya, diperlukan sinergi yang kuat antar stakeholder, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pelaku usaha guna memperluas penyebaran laboratorium yang terakreditasi KAN. Akreditasi menjadi pengakuan formal yang menyatakan bahwa lembaga penilaian kesesuaian seperti laboratorium, lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi, serta penyelenggara uji profisiensi kompeten dalam melakukan kegiatan penilaian kesesuaian.
“Akreditasi adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam mewujudkan infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing bangsa," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Akreditasi Laboratorium BSN Fajarina Budiantari mengungkapkan kualitas produk industri, jasa, maupun komoditas yang dikomersilkan harus memperhatikan kualitas dan standar mutu. Laboratorium pengujian berperan penting dalam mendukung pemastian kualitas suatu produk. Agar hasil dari pengujian tersebut diterima secara global, laboratorium harus memenuhi persyaratan kompetensi yang diakui secara internasional dengan pembuktian akreditasi KAN.
Baca Juga: Ilmuwan Klaim Berhasil Kembangkan ASI Buatan Laboratorium Pertama di Dunia
KAN merupakan badan akreditasi di Indonesia yang menyelenggarakan layanan akreditasi kepada Lembaga Penilaian Kesesuaian/Conformity Assessment Body, seperti lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi, laboratorium, penyelenggara uji profisiensi, dan produsen bahan acuan. Hingga saat ini, 12 skema akreditasi yang dioperasikan oleh KAN telah mendapatkan pengakuan Mutual Recognition Arrangement (MRA) dalam organisasi International Accreditation Forum (IAF) dan International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC), diantaranya skema akreditasi laboratorium pengujian berdasar ISO/IEC 17025.
Berita Terkait
-
Biar Publik Percaya, Pertamina Mau Uji Lab Produk BBM di Lembaga Independen
-
Pertamina Klaim Semua Produk BBM Sesuai Ketentuan Pemerintah
-
Heboh Oplosan, Pemerintah Mau Keluarkan Hasil Uji Lab BBM Pertamina Hingga Shell
-
Pasutri Tunda Momongan, Lebih Baik KB atau Pembekuan Sel Telur?
-
Doktif Sengaja Lakukan Uji Laboratorium untuk Skincare Premium Maia Estianty, Hasilnya ...
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
Terkini
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman
-
Ekonom UGM Soroti Isu Sri Mulyani Mundur, IHSG Bakal Memerah dan Sentimen Pasar Negatif
-
Nekat, Perempuan Asal Gunungkidul Ajak Suami Curi Motor dan Uang di Bekas Tempat Kerjanya