SuaraJogja.id - Ws (51), petani asal Pedukuhan Dunggubah 2, Kalurahan Duwet, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Jasad Ws kali pertama ditemukan oleh istrinya, Tk (47), Kamis (16/6/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Kamis pagi Ws masih terlihat mencari rumput. Ketika pulang, istri Ws tidak melihat ada kejanggalan apa pun saat tiba di rumah. Namun berdasarkan keterangan istri, almarhum memang sering mengeluhkan sakit kepala dan berhalusinasi
Sekitar pukul 13.00 WIB, Ws masih terlihat makan siang bersama keluarga. Namun sekitar pukul 13.30 WIB, Ws ditemukan tergantung di dapur rumah. Tk adalah orang pertama yang melihat jasad Ws tergantung di dapur rumahnya.
"Iya benar. Kami sudah cek dan korban murni meninggal karena gantung diri," tutur Kapolsek Wonosari Kompol Mugiman ketika dikonfirmasi ke nomor pribadinya.
Baca Juga: Temuan Baru, Gas Tertawa Dapat Mengobati Gejala Depresi, Kok Bisa?
Saat itu, korban dalam posisi tergelantung dengan leher terikat tali. Terdapat bercak darah di kaki kanan korban.
Menurut keluarga, tidak ada yang mengetahui penyebab korban gantung diri. Namun, diduga korban mengalami depresi atas sakit kepalanya. Setelah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan oleh tim medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiaya. Selanjutnya korban diserahkan kepada pihak keluarga.
Kasubbag Humas Polres Gunungkidul Iptu Suryanto mengatakan, selama Januari-Juni 2021, Gunungkidul telah mencatatkan 23 kasus bunuh diri, dan Ws merupakan orang ke-23. Jumlah ini nyaris mendekati angka total kasus bunuh diri yang tercatat pada 2020 silam, yaitu sebanyak 29 kasus.
"Sebagian besar aksi dilakukan dengan cara gantung diri. Tercatat hanya 2 kasus di tahun ini yang dilakukan dengan meminum zat beracun," paparnya.
Suryanto menyebutkan, sebagian besar korbannya perempuan dan rata-rata lanjut usia (lansia). Merujuk data yang ada, penyebab bunuh diri memang cukup beragam. Namun, paling banyak karena penyakit menahun yang diderita warga lansia, sisanya karena motif ekonomi.
Baca Juga: 5 Langkah Menjadi Sahabat bagi Mereka yang Sedang Mengalami Depresi
Terpisah, Relawan dari Inti Mata Jiwa (IMAJI), yang peduli terhadap masalah kesehatan jiwa, Wage Dhaksinarga, mengaku prihatin dengan kondisi ini. Ia mengakui bahwa upaya menekan angka kasus bunuh diri di Gunungkidul masih sulit dilakukan.
"Memang agak sulit menentukan indikator yang jelas untuk penanganannya. Karena penyebabnya multifaktor," jelas Wage, dihubungi pada Kamis.
Tak hanya dari latar belakang penyebab, ia juga menyebutkan, kondisi geografis Gunungkidul yang luas juga menyulitkan penanganan. Sebab, dibutuhkan anggaran yang tak sedikit untuk prosesnya. Pihaknya pun masih mengkaji fenomena bunuh diri yang masih terus berlangsung. Meski demikian, ia mengakui ada tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Catatan Redaksi: Hidup sering kali sangat berat dan penuh tekanan, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Waduh! Cekcok dengan Suami, Istri Nekat Tenggak Racun Serangga
-
Gagal Bunuh Diri, Ini Detik-detik Menegangkan Penyelamatan Mahasiswi Terjun ke Sungai
-
Hendak Bunuh Diri Terjun ke Sungai, Mahasiswi Cantik Panjat Pembatas Lalu Byuurrr...
-
Petani Milenial dari Bulukumba, Raup Untung Besar dari Limbah Kelapa
-
Diseruduk Babi Hutan, Petani di Cipanas Lebak Tersungkur Hingga Luka 14 Jahitan
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
Terkini
-
Detik-detik Kecelakaan Motor di Godean, Korban Cedera Parah
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini