SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dalam periode pengamatan sepekan terakhir terdapat sejumlah awan panas dan guguran lava dari Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, aktivitas itu dirangkum dalam periode pengamatan dalam sepekan tepatnya sejak tanggal 11 - 17 Juni 2021.
Dalam sepekan ini, awan panas guguran yang muncul dari Merapi tidak hanya menuju ke arah barat daya, tetapi juga ke tenggara.
"Awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali dalam sepekan," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: 2 Kali Awan Panas Keluar dari Gunung Merapi Dini Hari Tadi, Jarak Terjauh 1,4 Km
Sejumlah luncuran wedus gembel yang mengarah ke barat daya teramati mencapai jarak maksimal sejuah 2.000 meter atau 2 kilometer. Sedangkan luncuran ke arah tenggara jarak terjauh mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer.
"Terekam pada seismogram sejumlah awan panas guguran itu dengan amplitudo maksimal 67 mm dan durasi 191 detik," ujarnya.
Selain awan panas guguran yang teramati sebanyak ratusan kali. Guguran lava juga terus terjadi bahkan dengan intensitas yang lebih banyak dibandingkan awan panas.
Sama seperti sejumlah wedus gembel yang muncul pada pekan ini. Guguran lava pun teramati menuju ke arah barat daya dan tenggara.
"Guguran lava teramati sebanyak 100 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 8 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 1.000 meter," ungkapnya.
Baca Juga: Pagi Ini Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur Capai 2 Km ke Barat Daya
Dalam periode pengamatan sepekan terakhir tersebut, kata Hanik, tercatat juga pertumbuhan kubah lava yang ada di Merapi.
Volume kubah lava di sektor barat daya sudah mencapai 1.390.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 11.300 meter kubuk perhari.
Sedangkan untuk kubah lava di sektor tenggara tidak banyak mengalami perubahan. Volume kubah tengah sendiri terakhir diketahui sebesar 2.100.000 meter kubik.
Hanya saja berdasarkan analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara. Menunjukkan adanya penambahan tinggi kubah tengah sebesar 1 meter.
Lebih lanjut terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 cm perhari.
"Intensitas kegempaan internal seperti vulkanik dangkal (VTB) dan fase banyak (MP) pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," tuturnya.
Sementara itu, meski sempat terjadi hujan di puncak dalam beberapa hari terakhir, tetapi dilaporkan tidak ada banjir lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tegasnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
Terkini
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI