SuaraJogja.id - Dua orang santri diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh ustaz di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. Kedua santri itu berinisial D dan HA.
Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul Aipda Mustafa menjelaskan, sampai saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Pihaknya pun telah memanggil tiga orang saksi.
"Sementara baru ada tiga orang saksi yang dimintai keterangan. Nanti akan ada tiga saksi yang diperiksa lagi," katanya saat dihubungi SuaraJogja.id pada Jumat (25/6/2021).
Menurutnya, untuk bisa melangkah ke proses selanjutnya, proses penyelidikan harus dilengkapi terlebih dahulu. Adapun berkas yang harus dilengkapi yakni hasil asesmen yang dilakukan oleh psikiater.
"Saat ini psikiater kan sedang melakukan asesmen terhadap korban," ujarnya.
Hasil asesmen itu nantinya akan dijadikan rekomendasi untuk proses selanjutnya.
"Rekomendasi dari psikiater termasuk bagian dari keterangan ahli," terangnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Bantul Aidi Johansyah mengaku belum mengetahui perihal kejadian tersebut.
"Saya malah belum tahu soal itu (dugaan kasus pencabulan di ponpes)," katanya.
Baca Juga: Santri Pondok Pesantren di Bantul Dicabuli Ustaz, Aksi Pertama di Malam Tahun Baru
Namun, jajarannya akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.
"Kami akan lakukan pengecekan ke ponpes itu," ungkapnya.
Kata dia, Kemenag Bantul akan mengecek status pondok tersebut. Apakah ponpes tersebut sudah mengantongi izin.
"Tentu saya akan berkoordinasi dengan Kasi Pondok Pesantren untuk mengecek apakah ponpes itu punya izin," ucap Aidi.
Seperti diketahui, D (15), bocah laki-laki asal Kajiwan, Wonosobo, Jawa Tengah, menjadi korban pelecehan seksual oknum pengajar (ustaz) di salah pondok pesantren di Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. Bocah tersebut kini telah ditangani oleh psikiater.
Kerabat D, Rani Kristiani, mengatakan bahwa D sudah tidak mau kembali lagi ke pondok pesantren tersebut. Kemungkinan D akan dipindah ke pondok pesantren yang lain. Pasalnya, ketika kembali ke pondok pesantren sebelumnya, D akan teringat terus peristiwa yang menimpanya itu.
Berita Terkait
-
Santri Pondok Pesantren di Bantul Dicabuli Ustaz, Aksi Pertama di Malam Tahun Baru
-
Isu Lecehkan 8 Perempuan, Gofar Hilman Down: Semua Menyudutkan Gue
-
Gofar Hilman Come Back: Stigma Pelecehan Seksual Cocok Banget Sama Gue
-
Gofar Hilman Muncul di Publik, Pede Tetap Tak Ngaku Lecehkan Seksual 8 Cewek
-
Diduga Jadi Korban Pelecehan oleh Ustadz Sendiri, Santri Mengaku Sudah Tiga Kali Terjadi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda
-
Lambat Tangani Korban, Muhammadiyah Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional Sumatera