Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 13 Juli 2021 | 14:48 WIB
Sujiwo Tejo - (Instagram/@president_jancukers)

SuaraJogja.id - Budayawan Sujiwo Tejo berbagi pandangannya soal agama kala masa muda hingga di usianya kini, 58 tahun.

Rupanya Sujiwo Tejo sempat tak memeprcayai adanya Tuhan. Dulu ia merupakan seorang ateis.

Namun, pandangannya itu perlahan berubah setelah sang ibunda meninggal dunia. Kenangan tersebut dibagikan Sujiwo Tejo saat mengobrol dengan pendakwah Habib Husein Ja'far Al Hadar.

"Aku dulu pernah ninggalin agama, Bib," kata Sujiwo Tejo dalam video yang diunggah Habib Jafar di kanal Jeda Nulis, Minggu (11/7/2021).

Baca Juga: Pernah Ateis, Terungkap Agama Sudjiwo Tedjo

Dalang berdarah Madura ini mengungkapkan, ketidakpercayaannya terhadap agama dan Tuhan berlangsung di tahun 1980-an, saat ia masih kuliah.

"Enggak percaya agama? Termasuk Tuhan?" tanya Habib Jafar.

"Iya," jawab Sujiwo Tejo.

Seniman berjuluk Presiden Jancukers ini pun mengungkapkan latar belakang dirinya meninggalkan agama dan tak mempercayai Tuhan.

"Karena aku lari ke buku-buku filsafat, membaca fisafat, apa aja, semua aku baca," lanjutnya.

Baca Juga: Sujiwo Tejo Usul ke Jokowi Vaksinasi Berbayar Disetop: Ini Ingkari Asas Kesenasiban

Lalu, perlahan Sujiwo Tejo diantarkan pada titik balik pandangannya terhadap agama. Kala itu pada 1994, sang ibunda meninggal dunia.

Dari Jakarta, Sujiwo Tejo pun terbang menuju kediaman ibunya. Seluruh keluarga menunggu Sujiwo Tejo pulang sebelum pemakaman dilaksanakan.

"Terus ibuku dimakamkan, aku yang disuruh talkin itu, disuruh sama orang-orang. Aku turun, aku azan," terangnya.

Ketika itu, pria bernama lengkap Agus Hadi Sudjiwo ini teringat soal filsafat dan membandingkannya dengan agama.

"Di situ aku, "Iya ya. Secanggih-canggihnya filsafat, enggak ada satu pun yang ngajarin saya, kalau ibuku meninggal gimana cara nguburnya,"" kenang dia.

"Tidak praktis artinya. Utopis aja," sambung Habib Jafar, diiyakan Sujiwo Tejo.

Menurut Sujiwo Tejo, filsafat hanya mengajarkan cara berpikir, sedangkan agama juga memberikan tuntunan praktik menjalani hidup.

"Mau dicari buku filsafat, existentialism, mau cari apa enggak ada," kata Sujiwo Tejo lagi.

Load More