SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya mengurangi mobilitas masyarakat di masa PPKM Darurat. Salah satu yang akan dilakukan adalah dengan mematikan lebih banyak lampu taman yang ada di Kota Jogja.
"Kita akan mematikan sejumlah lampu taman di kota. Ada di Jalan Diponegoro, Jalan Sudirman dan dan Jalan Suroto," kata Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, Selasa (13/7/2021).
Heroe menuturkan kebijakan ini diambil untuk terus menekan laju mobilitas masyarakat khususnya di sore hingga malam hari. Berdasarkan kebijakan yang telah diberlakukan di kawasan Jalan Malioboro itu terbukti aktivitas masyarakat menjadi berkurang.
Dalam artian sudah tidak terlalu banyak kerumunan lagi atau bahkan tidak ada masyarakat yang memang sengaja nongkrong setelah lampu taman dimatikan.
"Kita matikan itu tujuannya untuk mengurangi aktivitas masyarakat. Jadi memang kalau malam sebaiknya orang tidak ke mana-mana, di rumah saja," tegasnya.
Keputusan itu diambil juga berdasarkan dari hasil rapat koordinasi dengan jajaran Forkopimda dan satgas Kota Yogyakarta.
Heroe mengatakan selain kebijakan untuk mematikan lampu taman di sejumlah tempat. Pihaknya juga mengimbau kepada perkantoran serta toko yang masih beroperasi untuk lebih mengurangi penggunaan lampu.
"Rapatnya dengan Forkopimda dengan tim satgas salah satunya putusannya mengurangi lampu. Termasuk perkantoran dan toko yang lampunya menyala mulai dikurangi. Tidak digelapkan tapi dikurangi," tuturnya.
Ditanya terkait dengan keamanan warga setelah sejumlah lampu taman dimatikan, Heroe memastikan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk terus melakukan pengawasan. Termasuk dengan penutupan sejumlah ruas jalan yang sudah diberlakukan selama 24 jam.
Baca Juga: 3 Kuliner Ekstrem di Jogja
"Maka dari itu kita sekat di beberapa titik salah satu di antaranya untuk antisipasi kemanaman. Ada juga teman-teman di wilayah dan kepolisian akan ikut membantu keamanan," terangnya.
Dalam kesempatan ini Heroe juga mengimbau kepada semua pihak terkhusus posko yang berada di tingkat paling bawah yakni RT dan RW untuk ikut membantu membatasi mobilitas warganya. Jika memang tidak memiliki kebutuhan mendesak sebaiknya tetap di rumah saja.
Menurut Heroe salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendukung pengurangan mobilitas masyarakat itu dengan juga membatasi aksesnya.
"Posko RT RW juga kita minta ikut membatasi orang bepergian dari luar kalau tidak penting banget. Caranya Membatasi jalan yang terlalu banyak. Jadi akses dibuat satu atau dua saja," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Bantul Lawan Kemiskinan Ekstrem: Bansos Pangan dan Alat Bantu Disabilitas Disalurkan
-
Kecelakaan di Wates, Motor Belok Dadakan Tabrak Truk, Seorang Wanita Tewas
-
Dapat Duit Gratis dari DANA? Bongkar Trik DANA Kaget, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Sleman Genjot Ekonomi Timur: Jalan Prambanan-Lemahbang Jadi Andalan, Warga Terima Sertifikat
-
Terungkap, Alasan PSIM Hancurkan Dewa United: Van Gastel Pilih Liburkan Pemain Setelah Kalah