SuaraJogja.id - Salah satu sosok yang punya perhatian tinggi terhadap masyarakat Papua, Bambang Purwoko wafat, Rabu (14/7/2021). Dosen Fisipol UGM tersebut mangkat setelah berjuang menghadapi paparan Covid-19 di RSUP Dr Sardjito.
Mengenang sosok Bambang Purwoko nyaris tak bisa dilepaskan dari hubungan intimnya dengan tanah Papua. Dedikasinya yang tinggi terutama di bidang pendidikan menjadikannya penghubung di kemudian hari bagi terciptanya program Guru Penggerak di daerah Terpencil kawasan Bumi Cendrawasih.
Dikutip dari Kagama.co, pria kelahiran Purwokerto 1961 silam tersebut merantau ke Jogja selepas lulus SMA. Mengendarai sepeda motor bersama kawannya dirinya mengikuti bimbingan belajar gratis dan bertekad kuliah di UGM atau IKIP Yogyakarta (sekarang UNY).
“Mengapa IKIP? Karena dari awal Saya bercita-cita jadi guru. Orang tua dan simbah guru semua. Dulu lulus SMP sudah ingin masuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Tapi, orang tua menyarankan sekolah di SMA dulu, baru kuliah di IKIP,” ujar Bambang kala itu.
Baca Juga: Tambah Shelter Covid-19, UGM Ubah Wisma Kagama dan UC Hotel Jadi Tempat Isolasi
Kuliah dua jurusan
Begitu diterima di Jurusan Pendidikan Fisika IKIP pada 1980, dirinya semakin yakin bahwa menjadi guru sungguh menyenangkan. Namun, di saat yang sama Bambang mulai memiliki ketertarikan di bidang pemerintahan.
Dia kemudian mengikuti bimbingan belajar lagi, dan diterimalah Bambang di jurusan Ilmu Pemerintahan UGM pada tahun 1981.
Rasa senang sempat dirasakan Bambang kala itu, tetapi tidak bagi orang tuanya. Bambang kemudian bernegosiasi dengan orang tua dan akhirnya memutuskan untuk kuliah di dua jurusan.
”Yang berat itu kalau ujiannya bareng. Tapi untungnya bantuan dari teman-teman luar biasa. Sebelum ujian Saya dibriefing dulu sama mereka,” kenangnya.
Baca Juga: dr Lois Bilang Interaksi Obat Picu Kematian Pasien Covid-19, Ini Kata Pakar Farmasi UGM
Orang mungkin tak bisa membayangkan betapa beratnya mengikuti kuliah di dua jurusan.
Berita Terkait
-
Predator Seksual Berkedok Profesor, Guru Besar UGM Ramai Disebut Walid Versi Nyata
-
Komnas HAM Turun Tangan Selidiki Dugaan Pelanggaran Berat di Kasus Penembakan 3 Polisi di Way Kanan
-
Cabuli Mahasiswi, Legislator PKB Geram Aksi Predator Seks Guru Besar UGM: Jangan Dikasih Ampun!
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Eks Kapolsek Mulia Puncak Jaya Papua Tewas Ditembak TPNPB-OPM di Depan Warung Kelontong Miliknya
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital