SuaraJogja.id - Kelangkaan oksigen melanda hampir seluruh wilayah di DIY, termasuk Gunungkidul. Institusi kesehatan yang ada di Gunungkidul harus berbagi dengan masyarakat karena ternyata banyak juga membutuhkan terutama pasien covid-19 yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah mereka.
Kelangkaan oksigen tentunya berdampak pada penanganan pasien covid-19 di mana tidak maksimal. Sehingga belakangan banyak kabar pasien-pasien isoman ataupun rumah sakit kesulitan mendapatkan oksigen.
Kondisi ini juga dirasakan berbagai rumah sakit di Gunungkidul. Mereka harus mengatur strategi agar oksigen yang mereka miliki mampu mencukupi kebutuhan untuk penanganan pasien, tak hanya pasien covid19 tetapi juga pasien penyakit lain yang membutuhkan.
Meski sulit mendapatkan oksigen, namun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari mengklaim tak begitu merasakan kesulitan mendapatkan oksigen. Karena mereka ternyata mampu memproduksi oksigen secara mandiri tanpa menggantungkan pasokan dari vendor swasta.
Direktur RSUD Wonosari, dr Heru Sulistyowati menuturkan sebenarnya RSUD Wonosari sejak tahun 2016, untuk kebutuhan oksigen, mereka telah menggunakan oksigen konsentrat. Berbeda dengan rumah sakit lain yang masih menggunakan oksigen liquid/cair.
"Itu sudah sesuai dengan Permenkes nomor 4 tahun 2016,"terangnya, Jumat (16/7/2021).
Heru menjelaskan oksigen konsentrat diproduksi oleh mesin generator khusus tipe OGP 8. Mesin generator tersebut memiliki kapasitas sekitar 120 liter permenit atau sekitar 170.000 s/d 200.000 liter per 24 jam. Jika ditotal maka RSUD Wonosari mampu memproduksi 5 juta - 6 juta liter per bulan.
Sebelum masa pandemi covid-19, jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan seluruh pasien covid-19. Karena pemakaian dalam kondisi normal hanya sekitar 5 - 6 juta liter per bulan. Sehingga mereka tidak banyak melakukan pembelian oksigen dari vendor lain.
"Kita memang masih terus beli oksigen liquid. Itu untuk jaga-jaga,"tuturnya.
Baca Juga: Cerita Satgas Covid-19 di Gunungkidul Kesulitan Cari Oksigen, Terpaksa Pinjam Bengkel Las
Namun, saat pandemi covid-19 apalagi saat ini sekitar 76 pasein postif covid-19 dirawat RSUD Wonosari. Sebagian besar pasien tersebut dengan gejala berat/sedang dan mereka memerlukan oksigen. Dan belakangan ini, kebutuhan oksigen mencapai 7 juta liter perbulan bahkan pernah mencapai 9 juta liter perbulan.
Menurut Heru, kapasitas generator oksigen mampu mencukupi kebutuhan oksigen hingga kenaikan kebutuhan 30 %. Tetapi pihak manajemen memandang harus segera melakukan upgrade mesin generator tersebut. Dan untuk sementara pihaknya menambah pembelian oksigen cair yang menggunakan tabung untuk cadangan oksigen gawat darurat stok di pasaran.
"Kami ada dua vendor yaitu PT Samator dan PT Langgeng serta penyedia lainya. Namun saat ini kosong,"ungkapnya.
Heru menambahkan sedang upayakan untuk mengkondisikan mesin generator agar bisa bertahan dan mampu mensuplai kebutuhan oksigen di RSUD Wonosari. Ia berharap agar apa yang mereka upayakan sementara mampu memenuhi kebutuhan oksigen.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya telah memesan generator oksigen. Namun untuk sampai ke Gunungkidul baru sekitat 3 bulan yang akan datang. Pasalnya mesin generator oksigen tersebut harus didatangkan dari Belgia. Padahal di satu sisi, persoalan pengiriman masih menjadi kendala.
Kondisi serupa juga dialami oleh RSUD Saptosari. Rumah sakit plat merah yang belum lama beroperasi ini juga kesulitan mendapatkan oksigen belakangan ini. Apalagi RSUD Saptosari juga sebagai rumah sakit rujukan utama kedua pasien covid19 di Gunungkidul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Nataru Jadi Target: Pedagang Pasar Godean Nekat Pindah Meski Atap Bocor, Ini Alasannya
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri