Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 21 Juli 2021 | 16:05 WIB
Andre Ganz bersama teman-temannya membagikan sembako kepada warga yang sedang menjalani isoman. - (SuaraJogja.id/HO-Andre)

Kendati begitu, semangat Andre tidak lantas surut. Ia dan istrinya yang kini juga dibantu oleh sekitar tujuh temannya untuk berkeliling membagikan sembako tersebut tetap bergerak dengan logistik semampu mereka.

Disebutkan Andre, aksinya tersebut baru dimulai sekitar dua hari yang lalu. Mereka tidak hanya membagikan di satu wilayah saja melainkan ke seluruh warga yang memang membutuhkan di DIY.

"Mulai dari 2 hari yang lalu, sekali jalan kita bawa 35-40 paket. Satu Jogja tapi kita seleksi yang betul-betul membutuhkan. Seperti ada beliau isoman dan tuna netra, kayak gitu yang kita utamakan. Ada simbah-simbah di Imogiri Timur usia 70 sekian dia hidup sendiri dan isoman, itu kita duluin," ungkapnya.

Andre saat ini juga hanya memanfaatkan garasi rumahnya di daerah Condongcatur, Sleman untuk menyusun paket sembako itu sebelum dibagikan. Bersama teman-temannya yang membantu di sana nanti mereka akan membagi tugas untuk urusan distribusi.

Baca Juga: Penduduk Miskin di Jateng Justru Berkurang Selama Setahun Pandemi Covid-19

"Kalau posko enggak ada, hanya di garasi rumah saya sendiri. Temen-temen yang datang bantu belanja dulu lalu dibongkar dibikin paket satu-satu di garasi rumah. Lalu dibagi nganternya. Jadi enggak resmi sebenarnya hanya niatan pribadi awalnya terus kebentuk kelompok kecil ini," ungkapnya.

Andre sempat miris melihat berbagai kondisi warga yang membutuhkan bantuan tersebut. Tidak hanya terpapar Covid-19 tapi sanksi sosial dari masyarakat juga ternyata masih ada.

Contohnya saja perlakuan kepada anak-anak kost yang sempat terpapar Covid-19. Walaupun memang mereka masih punya uang namun ternyata uang anak-anak kost tersebut tidak diterima oleh warung yang ada di sekitarnya.

"Sampai enggak boleh ngapa-ngapain, salah satunya kemarin saya dapet anak satu kost sekitar 8 orang itu mereka masih punya uang, masih bisa beli tapi warung sekitar tidak mau terima uang mereka. Itu kasihan banget, sanksi sosial. Terus saya lihat di kostnya itu ditempelin tulisan kena corona dan ini itu sama warga. Kasihan banget," terangnya.

Meskipun membagikan sembako tersebut secara langsung kepada yang benar-benar membutuhkan Andre tetap menaati protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Wiku Ungkap Alasan Indonesia Pakai Strategi Gas Rem Atasi Pandemi Covid-19

"Sembako langsung diberikan saya sendiri tapi dengan prokes dan saya tidak ketemu langsung. Misalnya di rumah saya taruh di pager, saya kasih ucapan semoga cepat sembuh," ujarnya.

Habiskan paket dan tunggu donasi lagi

Ditanya hingga kapan aksi sosialnya ini akan terus berlangsung, Andre mengaku belum bisa memastikan. Namun sejauh ini masih ada 12 paket yang tersisa untuk dibagikan.

Jumlah itu bahkan masih kurang dari keseluruhan data warga terpapar Covid-19 yang membutuhkan bantuan sembako itu. Maka dari itu, kini pihaknya masih akan menunggu donasi selanjutnya untuk tetap bisa bergerak lagi.

"Jadi yang di data ini yang masih belum dikasih ada sekitar 35 orang. Ibarat kata mungkin kemampuan kita segini misalnya ini habis ini, kita tutup dulu sambil menunggu donasi selanjutnya, kita jalankan lagi," sebutnya.

Lanjut Andre, sembari menunggu donasi pihaknya akan mendata lagi warga-warga yang memang membutuhkan donasi sembako saat menjalani isoman.

Load More