SuaraJogja.id - Sektor pariwisata terpuruk akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Semua lini lumpuh karena ketiadaan pengunjung dalam beberapa pekan terakhir. Tak hanya objek wisata namun juga desa wisata kini semuanya mati suri.
Beberapa pihak menyelenggarakan wisata virtual untuk mengobati rasa kangen berlibur masyarakat. Melalui wisata virtual tersebut, masyarakat bisa melihat obyek wisata dengan perangkat elektronik yang mereka miliki.
Kendati demikian, Dinas Pariwisata Bantul menandaskan tidak akan mengambil opsi wisata virtual tersebut. Mereka lebih memilih menunggu kebijakan pemerintah pusat dalam membuka pariwisata di DIY dan propinsi lain.
Kepala Seksi Promosi dan Informasi Data Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Markus Purnomo Adi mengakui wisata virtual memang bisa menjadi alternatif aktivitas di tengah PPKM yang diperpanjang ini. Kendati demikian, wisata virtual tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan ruh dari pariwisata itu sendiri.
Baca Juga: Rugi Puluhan Miliar dan PHK Ratusan Karyawan, Begini Kondisi Sektor Pariwisata di KBB
"Inti wisata itu kan pergerakan manusia," ujar lelaki yang akrab dipanggil Ipung ini, Rabu (21/7/2021).
Jika Dinas Pariwisata membuat program wisata virtual dan masyarakat menikmatinya melalui perangkat elektronik di rumah atau dari dalam kamar maka menurutnya hal tersebut sama saja. Tidak ada pergerakan manusia yang berdampak pada perekonomian masyarakat banyak.
Ia mengakui jika sektor pariwisata tengah terpuruk. Para pelaku wisata sudah tidak lagi mendapatkan pemasukan seperti sebelum pandemi. Sebagian besar dari mereka banting stir beralih ke profesi lain ataupun kembali ke habitatnya sebelum berkecimpung dalam dunia pariwisata.
"Pokoknya bagaimana agar tetap bertahan hidup namun tidak banyak melakukan pergerakan. Karena mobilitas juga dibatasi," paparnya.
Seperti di Desa Wisata kawasan Kapanewon Dlingo dan Imogiri, para pegiat wisata di sana kembali bertani meski hasilnya belum langsung bisa mereka rasakan. Kemudian pegiat wisata di Desa Wisata Krebet, mereka kembali menjadi perajin.
Baca Juga: Bangkrut Karena Pandemi Covid-19, Pelaku Wisata di Kabupaten Pati Tolak PPKM
Di samping itu ada sebagian dari mereka yang memanfaatkan PPKM darurat untuk memperbaiki fasilitas atau infrastruktur di destinasi yang mereka kelola. Sehingga ketika nanti wisata kembali dibuka maka akan segera bisa dimaksimalkan untuk melayani wisatawan.
Berita Terkait
-
Libur Lebaran? 5 Kolam Renang Terbaik di Karanganyar Ini Wajib Dicoba
-
Ancol Targetkan 660 Ribu Pengunjung Selama Libur Lebaran
-
Belasan Ribu Pengunjung Padati Kawasan Monas saat H+2 Lebaran 2025
-
Pemandian Alam Banyu Biru, Spot Terbaik untuk Berenang di Kolam Alami
-
12 Tempat Wisata di Jogja yang Bikin Libur Lebaran Berkesan Termasuk Harga Tiketnya
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD