SuaraJogja.id - Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY menyatakan sebanyak 417 warga Daerah Istemewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia saat tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) dalam periode sebulan terakhir. Angka tersebut terhitung mulai tanggal 21 Juni hingga 21 Juli 2021 kemarin.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Komandan TRC BPBD DIY Indrayanto saat dikonfirmasi awak media, Jumat (23/7/2021).
"Catatan yang kami tulis ini hanya berlaku positif antigen atau pun PCR. Baik dia diswab sebelum meninggal hasilnya positif atau pascameninggal diswab hasilnya positif," kata Indrayanto saat ditemui wartawan di Kantor BPBD DIY, Jumat (23/7/2021).
Indra mengatakan 417 orang yang dinyatakan meninggal dalam kurun waktu sebulan tersebut memang belum mendapat penanganan dari rumah sakit. Bahkan tidak hanya orang yang sedang dalam berada di rumah saja yang masuk dalam data tersebut.
Baca Juga: Potong 85 Hewan Kurban, Pertamina Sebar 8.026 Paket Daging di Wilayah Operasi Jateng & DIY
Termasuk pula ada sejumlah orang yang meninggal saat hendak mencari pertolongan lebih lanjut ke rumah sakit. Seperti meninggal saat di mobil atau di dalam ambulans saat perjalanan.
"Untuk meninggal dunia yang isoman ini kami artikan bahwa dia belum masuk rumah sakit. Baik itu dia meninggal di depan rumah sakit saat menunggu, itu kami anggap isoman. Tapi kebanyakan meninggalnya di rumah, kalau yang meninggal saat proses nyari rumah sakit ya juga ada," paparnya.
Indra tidak menampik bahwa sejumlah keterangan yang dihimpun dari pihak keluarga pasien. Ada cukup banyak dari pasien meninggal tersebut memang sebelumnya diberi opsi menjalani isoman.
Hal tersebut dipastikan dengan banyaknya pelaku isoman yang meninggal itu hanya didiagnosa dengan gejala ringan hingga sedang saja.
"Sudah bisa dipastikan bahwa yang isoman di rumah itu diagnosanya ringan-sedang," ungkapnya.
Baca Juga: Muncul Kasus Kematian Covid-19 Saat Isoman, BPBD DIY Buka Layanan Pemulasaraan Jenazah
Indra menilai sudah sebaiknya para pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 lebih didorong untuk menuju ke selter. Ketimbang hanya diberi opsi menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Jadi memang dari puskesmas atau petugas rumah sakit yang beberapa kali saya temui. Pasien itu ditawari apakah akan isolasi mandiri di rumah atau di shelter tapi tidak didorong. Harusnya [didorong] harus ke shelter," tegasnya.
Berita Terkait
-
Kabar Duka, Komedian Sung Yong Meninggal Dunia
-
Kecewa Tidak Lulus Ujian, Siswa di China Tikam Murid Lain: 8 Orang Tewas 17 Luka-luka
-
Istri Piet Pagau Meninggal Dunia, Keluarga Raffi Ahmad Berduka
-
Janji Ikang Fawzi Jalankan Wasiat Marissa Haque: Sesuai Selera Istriku!
-
Tren DIY Thrift: Solusi Kreatif Gen Z Melawan Fast Fashion
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025