SuaraJogja.id - Sejumlah seniman yang tergabung dalam sanggar seni di wilayah Wukirharjo, Prambanan, Sleman, mengeluh dengan kebijakan Pemda DIY yang tak memberikan solusi saat pandemi Covid-19. Hampir dua tahun sanggar seni tersebut tak bisa pentas dan meminta pemerintah tak lagi memperpanjang kebijakan PPKM.
Ketua sanggar seni, Wiwit menjelaskan bahwa pihaknya bingung bagaimana harus berbuat. Kegiatan pentas yang biasanya dia terima sebulan minimal sekali, saat ini tidak ada sama sekali.
"Awal pandemi Covid-19 muncul saja kami tidak bisa berbuat banyak. Apalagi sampai dibuat PPKM darurat hingga diperpanjang sampai 25 Juli, tentu ini bisa mempengaruhi sanggar termasuk seniman kami" kata Wiwit dihubungi wartawan, Jumat (23/7/2021).
Ia mengatakan bahwa perpanjangan PPKM tak seharusnya dilakukan, cukup hingga 25 Juli, selanjutnya dilonggarkan kembali untuk kegiatan masyarakat. Menurutnya agar kegiatan seni ini bisa tetap dilakukan, harus ada peran pemerintah agar bisa didapatkan solusi.
Baca Juga: Bandingkan dengan Asalnya, Gadis Malaysia Ini Sebut Jogja seperti Surga
"Banyak yang terdampak, artinya seniman juga harus diperhatikan. Tidak hanya membuat kebijakan, tapi kondisi seniman terabaikan. Seharusnya diberikan wadah untuk tetap berdaya," kata dia.
Wiwit juga menjelaskan bahwa seniman di sanggar miliknya sangat terdampak. Jika harus alih profesi tentu hal itu menyulitkan.
"Belum tentu semua seniman bisa bekerja dengan cara lain. Ada yang memang hanya bisa berkesenian saja," jelas dia.
Wiwit menjelaskan bahwa di dalam sanggar miliknya terdapat lebih kurang 15 kesenian. Mulai dari seni gamelan, seni karawitan, tarian dan lain-lain.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan beberapa lembaga yang bisa menyuarakan keluhannya. Salah satunya Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Disperindag Kota Jogja Beri Potongan Retribusi hingga 75 Persen
"Kami sudah bertemu dengan SBSI, dan persoalan ini bisa segera dicarikan solusi," kata dia.
Berita Terkait
-
Siapa Garuda Wisnu Satria Muda? Dikira Cuma Artis, padahal Kelompok Seniman Lokal Berprestasi
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
-
Kolaborasi Seni dan Fashion di Bulan Ramadhan: Hadirkan Scarf hingga Mug Karya Seniman Disabilitas
-
Gindring Waste: Tengkorak, Kritik Sosial, dan Kegelisahan Seniman di Tengah Intimidasi
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin