Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 26 Juli 2021 | 10:42 WIB
Awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi pada Kamis (29/4/2021) malam. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

Untuk kegempaan sendiri masih didominasi kegempaan hybrid atau fase banyak yang mencapi 185 kali, lalu ada kegempaan guguran sebanyak 156 kali dan hembusan sejumlah 17 kali.

Ada pula vulkanik dangkal sejumlah 69 kali dan tektonik jauh tercatat sebanyak 2 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca Juga: 15 Kali Guguran Lava Merapi Meluncur dalam 6 Jam, Jarak Maksimal 1,5 Kilometer

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Baca Juga: Volume Kubah Lava di tengah Kawah Merapi Diperkirakan 2,8 Juta Meter Kubik

Load More