Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 19 Juli 2021 | 07:31 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi pada Selasa (15/6/2021) pagi tadi. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum teramati kembali guguran awan panas namun luncuran lava masih terus berlangsung. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Senin (19/7/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati sejumlah guguran lava

Guguran itu tidak hanya mengarah ke barat daya saja melainkan juga menuju ke arah tenggara. Hal ini disebabkan dua kubah lava Gunung Merapi yang juga masih bertumbuh.

"Teramati 1 kali guguran lava pijar ke arah tenggara dengan jarak luncur 600 meter, dan 10 kali ke barat daya maksimal 1.500 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/7/2021).

Baca Juga: Dalam Sehari 23 Kali Guguran Lava Keluar dari Gunung Merapi, Jarak Terjauh Capai 1,8 Km

Dalam periode pengamatan visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah. 

Sejumlah kegempaan juga terpantau terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode enam jam ini. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 43 kali, hembusan sejumlah 5 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 78 kali dan vulkanik dangkal sebanyak 29 kali serta tektonik jauh hanya 1 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Minggu (18/7/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Masih tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.

Aktivitas Merapi pada periode 24 jam itu juga masih sama dengan guguran lava serta kegempaan yang terjadi. Dalam periode itu jarak luncur maksimal tercatat ebih jauh.

"Teramati 3 kali guguran lava pijar ke arah tenggara dengan jarak luncur 1000 meter, dan 18 kali ke barat daya maksimal 1.500 meter," tuturnya.

Baca Juga: Dalam 6 Jam Merapi 11 Kali Luncurkan Lava Pijar ke Barat Daya, Jarak Maksimal 1,8 Km

Asap kawah juga sempat teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 225 meter di atas puncak kawah. 

Untuk kegempaan sendiri masih didominasi kegempaan guguran sejumlah yang mencapi 200 kali, lalu ada hembusan 21 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 114 kali dan vulkanik dangkal sejumlah 24 kali. Ada pula tektonik jauh sebanyak 2 kali dan low frekuensi hanya 1 kali. 

Hanik menjelaskan perubahan rekomendasi daerah bahaya tersebut memang berdasarkan pemodelan aliran awan panas yang ada di Merapi saat ini. Melihat itu baik kubah lava yang berada di sisi barat daya serta kubah lava yang berada di tengah kawah Merapi.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More