SuaraJogja.id - Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr Eniarti mengatakan pelayanan intensive care pasien Covid-19 tidak bisa serta merta dilakukan di rumah sakit lapangan atau selter isolasi. Pasalnya diperlukan peralatan dan tenaga profesional di dalam pelayanannya nanti.
"Tentunya untuk membangun ICU tidak bisa di [rumah sakit] lapangan tetapi membutuhkan peralatan-peralatan dan juga tenaga-tenaga profesional di dalam pelayanan intensive care. Jadi tidak bisa layanan intensive care kita laksanakan di rumah sakit lapangan atau di selter-selter sehingga membutuhkan penambahan ICU," kata Eniarti kepada awak media, Selasa (27/7/2021).
Menurut Eniarti, penambahan tempat tidur di ruang intensive care unit (ICU) sudah sesuai dengan hasil mapping dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Berdasarkan data yang ada setidaknya diperlukan 250 tempat tidur dengan kriteria intensive care atau ICU.
Data kebutuhan itu, kata Eniarti berdasarkan dari pengklasifikasian Dinkes DIY terhadap kondisi pasien mulai dari kondisi berat, sedang hingga ringan.
Baca Juga: 3 Tempat Isolasi Mandiri di Makassar, Pasien Covid-19 Silahkan Pilih
"Tentu diklasifikasikan yang kondisi berat dan kritis itu ada berapa persen, yang kondisi yang masih bisa di ruang isolasi ada berapa persen, yang bisa isoman atau di selter atau di rumah sakit lapangan ada berapa persen. Jadi dari data yang diambil dari dinas kesehatan provinsi sehingga DIY itu membutuhkan sekitar 250 tempat tidur dengan kriteria intensif care," paparnya.
Eniarti menyampaikan sejumlah fasilitas kesehatan tengah disiapkan untuk melengkapi 65 tempat tidur di ruang ICU baru tersebut. Terutama ventilator dan instalasi oksigen yang perlu untuk selalu diperhatikan.
"Tentu akan ada alat-alat kesehatan terutama seperti ventilator, itu kan kebutuhan-kebutuhan yang digunakan selain tadi yang kita lihat adanya instalasi oksigen yang memang harus tercukupi. Memang yang paling banyak nanti adalah alat-alat kesehatan yang benar-benar dibutuhkan oleh pasien-pasien pada kondisi berat dan kritis," ungkapnya.
Selain penambahan fasilitas kesehatan berupa tempat tidur ICuU yang terus disiapkan, Eniarti tidak lupa mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Hal itu untuk menekan jumlah pasien yang terus bertambah dan memerlukan perawatan.
Pihaknya berharap tidak akan banyak masyarakat yang harus masuk di ruangan intensive care tersebut. Walaupun memang antisipasi akan terus dilakukan.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Melarang Isolasi Mandiri Bagi Pasien COVID-19 Komorbid
"Tetapi juga imbauan kita kepada masyarakat seharusnya itu yang di hulu harus kita perbaiki yaitu tadi kedisiplinan masyarakat terhadap prokes. Sehingga yang datang ke rumah sakit itu yang benar-benar membutuhkan rawat inap apalagi sudah kategori intensive care berarti dia membutuhkan sebuah ruangan yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis," ujarnya.
Eniarti menambahkan saat ini RSUP Dr Sardjito sendiri memiliki sekitar 100 tempat tidur ICU. Dengan tambahan sekitar 65 tempat tidur tersebut, maka Sardjito akan memiliki lebih kurang 165 tempat tidur ICU untuk perawatan pasien Covid-19.
Ditambahkan Eniarti bahwa dari 65 tempat tidur ICU baru tersebut juga akan dibagi menjadi ruangan hemodialisis atau cuci darah bagi pasien Covid-19.
"Jadi dengan penambahan ini akan menjadi sekitar 165. Dimana yang 65 [tempat tidur] ini ada dua untuk ruangan hemodialisa. Jadi untuk pasien Covid-19 yang cuci darah, kan banyak juga saudara kita yang terpapar Covid-19 tapi harus cuci darah yang saat sekarang kan memang sulit untuk mendapatkan pelayanan tersebut," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilik proyek pembangunan ICU tambahan di RSUP Dr Sardjito. Basuki menargetkan pembangunan tambahan ICU tersebut akan selesai dalam lima hari ke depan.
"Di sini [Sardjito] akan dibangun minimal 65 bed untuk ICU. Jadi sebanyak 65 tempat tidur dengan fasilitas ICU. Lima hari ini akan selesai, sekarang tanggal 27 Juli, mudah-mudahan tanggal 2 Agustus sudah segera dapat kita selesaikan," kata Basuki kepada awak media di sela-sela peninjauan di RSUP Dr Sardjito, Selasa (27/7/2021).
Basuki mengatakan nantinya alat-alat kesehatan yang akan digunakan dalam ruang ICU baru milik Sardjito tersebut diberikan langsung oleh Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan rencana, alat-alat kesehatan itu akan mulai dikirim dan masuk ke RSUP Dr Sardjito pada tanggal 30 Juli mendatang.
"Alkesnya nanti dari Menteri Kesehatan akan masuk tanggal 30 Juli, sehingga insyaallah 2 hari setelah itu, setidaknya tanggal 5 Agustus sudah bisa kita manfaatkan, dioperasikan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
THR Dicicil 30 Persen, Karyawan RS Sardjito Mogok! Direksi Disoraki, Lalu...
-
Israel Serang Brutal Rumah Sakit di Gaza, ICU Hangus Terbakar
-
RSUP Dr Sardjito Proyek Senilai Rp 267 Miliar Garapan Hutama Karya Diresmikan Presiden Jokowi
-
Diselingkuhi dan Ditinggalkan, Wanita Ini Cabut Alat Bantu Hidup Suami yang Dirawat di ICU
-
Tak Cerita Keluarga, Yayu Unru Ternyata Sudah Beberapa Bulan Mengalami Masalah Jantung
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan