Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 29 Juli 2021 | 08:16 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi dimuntahkan pada Kamis (29/7/2021) dini hari. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Setelah sekian waktu tidak muncul kali ini awan panas guguran kembali terlihat.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Kamis (29/7/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat ada awan panas guguran dari puncak Merapi.

Awan panas guguran Merapi tersebut keluar pada pukul 00.53 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 57 mm dan durasi 198 detik.

"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2500 meter mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/7/2021)

Baca Juga: 23 Kali Guguran Lava Merapi Dimuntahkan Dalam 24 Jam Terakhir, Jarak Terjauh 2 Km

Tidak hanya awan panas, kata Hanik, sejumlah guguran lava turut teramati dalam periode pengamatan enam jam tersebut.

"Teramati guguran lava pijar 15 kali dengan jarak luncur maksimum 2000 meter ke barat daya," ujarnya.

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 56 kali, hembusan sejumlah 8 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 79 kali dan vulkanik dangkal sebanyak 21 kali dan 1 kali tektonik jauh.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (28/7/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul.

Meski tidak ada wedus gembel yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut. Sejumlah guguran lava yang masih keluar.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur Capai 2,5 Kilometer

"Teramati 9 kali guguran lava ke barat daya dengan jarak luncur maksimum 1800 meter dan ke barat 1 kali dengan jarak luncur 800 meter. Suara guguran 2 kali dari PGA Babadan," tuturnya

Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Dominasi kegempaan yakni hybrid atau fase banyak sejumlah 259 kali, lalu ada kegempaan guguran sejumlah 135 kali, hembusan 27 kali, vulkanik dangkal sejumlah 62 kali serta tektonik jauh hanya 2 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More