SuaraJogja.id - Meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta ikut mempengaruhi jumlah tenaga kesehatan (nakes). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta kewalahan lantaran jumlah nakes yang berkurang.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan bahwa pihaknya cukup sulit merekrut nakes saat situasi seperti ini.
"Kendalanya itu nakesnya. Kami kesulitan untuk merekrut nakes. Kebanyakan keluarga yang tak mengizinkan. Karena di RS tahu risiko ya, walau banyak yang merekrut tapi banyak yang tidak daftar," terang Emma dihubungi wartawan, Selasa (3/8/2021).
Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat yang biasa bekerja baik di puskesmas dan rumah sakit.
Baca Juga: Sejak Awal Pandemi, Belum Ada ODGJ di Kota Bekasi Positif COVID-19
Emma mengatakan bahwa nakes bisa jadi terpapar dan harus melakukan isolasi untuk pemulihan. Hal itulah yang menurutnya terjadi kekurangan jumlah nakes untuk penanganan Covid-19 di Kota Jogja.
"Bisa saja terpapar dan akhirnya nakes lain yang menggantikan tugas nakes yang sakit ini," ujar Emma.
Terbatasnya nakes tersebut, Pemkot mau tidak mau menggandeng beberapa tenaga dari Poltekkes di Jogja. Namun begitu tenaga tersebut difokuskan untuk percepatan vaksinasi.
"Beberapa yang kami gandeng dari Poltekkes, UAD dan tenaga lainnya untuk membantu percepatan vaksinasi," ungkap dia.
Tak hanya percepatan vaksin, mereka juga diarahkan untuk membantu tracing di wilayah kota dengan arahan puskesmas. Hal itu mengingat pekerjaan di puskesmas saat situasi seperti ini cukup berat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Nasional Tambah 33.900 Orang, Terbanyak di Jateng
"Kami bantu kemarin kan ada 270 orang, lalu juga ikut membantu di Dinkes ada 28 orang. Kami juga dorong mereka untuk menjalankan program dan kita tetap menjaga mereka agar semuanya tidak terpapar. Tapi kami juga tidak memaksakan," ujar dia.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti juga mengajak warga Jogja, terutama para pemuda, untuk menjadi relawan dalam penanganan Covid-19. Haryadi mendorong percepatan vaksinasi segera selesai sebelum 17 Agustus 2021.
"Jadi ini panggilan dan ajakan bagi masyarakat Jogja untuk berkontribusi untuk daerahnya. Relawan kan tidak harus menyuntik vaksin karena profesi ini khusus. Mungkin yang menyiapkan lokasi dan membagikan undangan untuk warga agar mau divaksin," ujar Haryadi.
Berita Terkait
-
Sejak Awal Pandemi, Belum Ada ODGJ di Kota Bekasi Positif COVID-19
-
Kasus Covid-19 Nasional Tambah 33.900 Orang, Terbanyak di Jateng
-
Meluas ke Luar Jawa-Bali, Satgas Minta Daerah-daerah Ini Bersiap Hadapi Lonjakan Covid-19
-
Satgas: Kasus Covid-19 di Jawa-Bali Turun, Kecuali Yogyakarta
-
Efek Dahsyat Penerapan PPKM, Indeks PMI Manufaktur RI Anjlok ke Level 40,1
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
-
QJMotor Cito 150 Diperkenalkan di Jakarta Fair, Motor Sport Mini dengan Transmisi Matic
Terkini
-
JP Morgan Borong Saham BBRI, Sinyal Kuat Kepercayaan Global ke BRI
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup
-
Selain Bukan Kurir ShopeeFood Resmi, Dua Tersangka Pengerusakan Mobil Polisi Tak Saling Kenal
-
Dulu Panen, Sekarang Gigit Jari: Curhat Pedagang dan Jukir Pasca Relokasi Parkir ABA di Jogja
-
Pasangan Couplepreneur Ini Dapat Dukungan BRI, Ekspansi Bisnis Sampai Amerika