Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 18:17 WIB
Kejadian awan panas guguran Gunung Merapi, Sabtu (27/3/2021) pagi. (Dokumentasi BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat puluhan guguran lava dan sejumlah awan panas dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida pun menerangkan aktivitas yang tercatat pada periode 6 -12 Agustus 2021.

"Pada minggu ini terjadi 28 kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 3.000 meter," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/8/2021).

Akibat intensitas awan panas yang kembali meningkat itu, sempat dilaporkan terjadi hujan abu di beberapa wilayah. Di antaranya pada tanggal 10 dan 12 Agustus 2021, hujan abu mengguyur Kecamatan Dukun, Sawangan, Grabag, Pakis, Tegalrejo, Secang, Srumbung, Salam, Muntilan, dan Mungkid.

Baca Juga: Merapi Luncurkan 3 Kali Wedus Gembel Dalam 6 Jam Terakhir, Jarak Terjauh 2,5 Kilometer

Sementara itu, guguran lava pada pekan ini dimuntahkan Merapi sebanyak ratusan kali. Arah guguran juga tidak hanya mengarah ke barat daya saja tapi sempat teramati ke tenggara.

"Guguran lava teramati sebanyak 252 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 1 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 500 meter," tuturnya.

Hanik menjelaskan berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles5, Ngepos, dan Babadan2 teramati adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan kubah tengah. Hal itu diakibatkan aktivitas guguran dan awanpanas guguran yang meningkat pada minggu ini.

"Kubah lava tengah kawah relatif tetap. Kubah lava barat daya mengalami perubahan morfologi akibat runtuhnya sebagian material ke arah Kali Bebeng. Namun posisi kubah lava 2021 masih stabil," ungkapnya.

Berdasarkan foto dari stasiun kamera yang ada, kata Hanik, saat ini kubah lava barat daya memiliki volume 1.832.000 meter kubik. Dengan laju rata-rata 13.000 meter kubik per hari.

Baca Juga: Gunung Merapi Lucurkan Awan Panas 4 Kali, 3 Km ke Arah Barat Daya

Sedangkan pada volume kubah lava di sektor tengah sudah mencapai 2.808.000 meter kubik dengan laju rata-rata sebesar 18.000 meter kubik per hari.

Lebih lanjut disampaikan Hanik, intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7,7 cm per hari.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More