SuaraJogja.id - Jumat (13/8/2021) siang, terlihat belasan warga berpakaian Jawa lengkap berkumpul di salah seorang rumah warga di Pedukuhan Ngawen, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Beberapa di antaranya terlihat mengelilingi belasan pusaka mulai keris hingga tombak dan juga 'payung'.
Di bawah terik matahari, beberapa dari mereka terlihat membersihkan pusaka tersebut menggunakan cairan tertentu dan juga olesan irisan jeruk nipis. Tampaknya mereka tengah melaksanakan tradisi budaya Jamasan Pusaka.
Sebelum prosesi jamasan tersebut dilaksanakan, belasan orang itu telah melaksanakan ritual menghunus pusaka dan mengambil air jamasan dari Sendang Ngawen yang dijuluki Sendang Panguripan. Sebuah arak-arakan kecil nampak terlihat mengikuti prosesi pengambilan air di sendang.
Sumanto, Ketua Paguyuban Taman Kautaman, menuturkan, Jumat ini memang bertepatan dengan Jumat Legi di Bulan Suro. Setiap Jumat Legi Suro, warga Ngawen selalu menyelenggarakan prosesi jamasan pusaka.
Baca Juga: Cerita Para Kolektor Benda Pusaka, Bagaimana Mereka Merawat Pamornya?
"Ini selalu kami lakukan setiap bulan Suro," ujar Sumanto, Jumat.
Jamasan pusaka tersebut menjadi sebuah keharusan bagi masyarakat Ngawen untuk melaksanakannya. Karena jamasan mengandung makna membersihkan hal-hal negatif yang ada di sekitar mereka. Jika tidak melaksanakan maka akan ada bencana lebih besar.
Termasuk juga di masa Pandemi Covid-19 ini, jamasan pusaka wajib dilaksanakan dengan tujuan untuk mengusir virus corona dari Bumi Ngawen dan Nusantara pada umumnya. Dengan jamasan tersebut disimbolkan menghilangkan virus corona yang ada saat ini.
"Iya ini kami lakukan untuk mengusut Covid-19," tambahnya.
Pelaksanaan jamasan tersebut bertepatan pada hari Jumat Legi karena menurut filosofi bertepatan dengan hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yaitu di hari Jumat Legi. Selain itu sebenarnya jamasan bisa dilaksanakan kapanpun di bulan Suro.
Baca Juga: Dijamas pada Satu Suro, Keris Seharga Rp 1 Miliar dari Masa Majapahit Bisa Usir Pagebluk
Karena aturan Pemberlakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maka dilaksanakan secara sederhana. Ada pembatasan jumlah peserta sesuai dengan aturan PPKM yang berlaku. Sehingga potensi kerumunan bisa diminimalisir agar tidak menjadi klaster.
"Ini kalau tidak dibatasi ya pesertanya membludak," terangnya.
Mbah Yatmo, Sang Juru Jamas mengatakan jamasan pusaka tersebut tidak dilaksanakan secara serampangan. Karena untuk melaksanakan jamasan tersebut harus didahului dengan perilaku prihatin dengan sesuatu ritual tertentu.
Untuk cairan yang digunakan sebagai cairan jamasan, sebenarnya adalah cairan arsenik yang mengandung racun, sehingga jamasan pusaka harus dilaksanakan di bawah sinar terik matahari. Tujuannya untuk mengusir racun.
"Tentu kalau jaman dahulu ada makna tertentu," terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Cerita Para Kolektor Benda Pusaka, Bagaimana Mereka Merawat Pamornya?
-
Dijamas pada Satu Suro, Keris Seharga Rp 1 Miliar dari Masa Majapahit Bisa Usir Pagebluk
-
Melihat Ritual Cuci Benda Pusaka di TMII
-
7 Fakta Unik Tentang Keris yang Mungkin Belum Kamu Ketahui
-
Bali Masa Lalu: Zaman Kerajaan Klungkung, Berani Sentuh Perempuan Bisa Dibunuh
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
Terkini
-
Polisi Pastikan Telusuri Provokator Aksi Massa Driver ShopeeFood di Sleman yang Berujung Ricuh
-
Duh! Ricuh dengan Pelanggan di Sleman, Mobil Polisi Dirusak Ratusan Driver ShopeeFood
-
Kronologi Amuk Massa Ojol di Sleman, Dari Pesanan ShopeeFood Telat hingga Perusakan Mobil Polisi
-
Terjadi Kericuhan di Jalan Godean, Massa Rusak Satu Buah Mobil di Sleman
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan