SuaraJogja.id - Gantungan bendera merah putih nampak tertata rapi di sebuah toko di Jalan Wonosari, Kalurahan Tegaltandan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (16/8/2021) siang. Mulai dari bendera merah putih ukuran sedang dan besar, umbul-umbul bahkan bendera jenis bandir tergantung di toko milik seorang pria asal Jawa Barat itu.
Sesekali, tangan pria berusia 48 tahun ini menata bendera yang tersangkut di besi karena tiupan angin kencang. Tak banyak aktivitas yang dia lakukan selama menunggu pelanggan datang ke tempatnya berjualan.
Endang namanya, pria yang memutuskan hijrah ke Kota Pelajar untuk mengais rezeki ini merupakan pedagang bendera merah putih yang selalu kebanjiran pesanan sebelum Covid-19 menyebar di Jogja.
Memutuskan hidup di Jogja, Endang memulai kehidupannya dengan membantu temannya berjualan bendera di sekitar RSUD Wirosaban, Kota Jogja. Tahun 1995 merupakan awal mula kisahnya menjadi penjual bendera hingga memiliki toko bendera dan gorden di Jalan Wonosari.
Baca Juga: Bantul Mulai Vaksin Ibu Hamil, Target 70 Bumil Tervaksinasi Dosis Pertama
"Sebelumnya baru ikut teman sambil belajar cara berjualan bendera di Jogja. Tahun 1995 itu saya masih indekos bersama teman yang juga berasal dari Jawa Barat," jelas Endang ditemui SuaraJogja.id di toko miliknya, Senin.
Tahun pertamanya berjualan, Endang dihadapkan dengan sepinya pembeli karena kalah dengan pedagang lainnya yang sudah lebih lama berjualan. Bersama temannya, endang sedikit berinovasi dengan membuat bendera menjadi lebih unik.
"Ya tetap saya menjual bendera merah putih, tapi ada yang saya modifikasi dibuat bulat, segitiga dan biasa diberi rumbai bernuansa Indonesia. Tahun itu kan belum banyak model bendera ya," ujarnya sambil mengingat kembali masa-masa awal bertahan hidup di Jogja.
Sedikit inovasi itu membuat perubahan kecil dimana pembeli mulai berdatangan ke tempatnya. Selain itu, beberapa orang juga mulai memesan ke Endang dan temannya untuk perayaan kegiatan 17 Agustus hingga kegiatan lomba dan untuk hiasan.
Pendapatannya juga mulai membaik setelah 1 tahun berlalu. Dirinya mulai memiliki pelanggan tetap yang setiap hari kemerdekaan membeli bendera dan hiasan bernuansa merah ke putih kepada ayah dua anak itu.
Baca Juga: Tegas! Salah Gunakan Oksigen Gratis, Pemkab Bantul Bakal Polisikan Pelaku
"Ya mungkin karena perjuangan untuk bisa tetap makan ya. Jadi ada hasil yang cukup," kata dia.
Berita Terkait
-
Soal Peluang PDIP Gabung Pemerintahan, Golkar: kalau Bersama-sama Alhamdulillah
-
Apresiasi Kinerja Timnas Indonesia U-17, Erick Thohir: Perjuangan Belum Selesai!
-
Taman Siswa: Jejak Perjuangan yang Tak Pernah Padam
-
Review Anime Love Live! Superstar!!, Perjuangan Dari Nol Menuju Puncak Idol
-
Psikolog Politik Bongkar Strategi Framing di Balik Pernyataan Projo Soal Jokowi dan PDIP
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Guru Besar UGM Dipecat karena Kekerasan Seksual: Polisi Belum Terima Laporan
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga