Sekitar tahun 2002-an, Endang menyewa tempat di jalan Wonosari. Bersama istrinya membangun usaha itu setiap hari mulai ada pemasukan. Meski tidak banyak penghasilannya tapi pelanggan mulai mengenal dirinya dan biasa memesan gorden.
"Saya juga tetap menjual bendera. Bahkan sebelum Corona ini warga kampung banyak yang memesan ke saya. Bahkan omzet tertinggi pernah mencapai Rp3 juta sehari saat berjualan bendera," kata dia.
Memang, ada berbeda berjualan di pinggir jalan dan toko. Pendapatan pun lebih menjanjikan saat berada di jalan. Namun, karena Endang memiliki usaha gorden, dirinya tak terlalu mempersoalkan.
Berbeda lagi ketika Covid-19 mulai muncul di DIY. Tahun 2020 saat peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75, pendapatannya sangat minim. Tidak banyak orang memesan bendera lagi.
Pada tahun 2021 hal itu kembali ia rasakan. Pada 23 Juli lalu dirinya sudah memamerkan bendera merah putih berbagai jenis untuk dijual.
"Hari Minggu kemarin itu, yang laku hanya 2 biji. Kondisi sekarang memang benar-benar sulit," keluh dia.
Ia menjelaskan H-1 sebelum 17 Agustus biasanya puncak waktu dimana pembeli mencari bendera. Namun sejak pagi dia membuka toko, hanya 3 orang yang membeli.
Hal itupun juga berdampak pada pendapatannya. Sehari untuk mendapatkan untung Rp100 ribu sangat sulit. Bahkan hanya mampu untuk menutup modal saja.
Hal serupa dialami oleh Susan Novitasari, penjual bendera di Jalan Juminahan, Kota Jogja. Penghasilan yang biasa dikantongi dari Rp1-2 juta, saat ini sulit tercapai.
Baca Juga: Bantul Mulai Vaksin Ibu Hamil, Target 70 Bumil Tervaksinasi Dosis Pertama
"Turunnya drastis, Rp500 ribu saja sudah alhamdulilah," kata Susan ditemui di jalan Juminahan, Sabtu (14/8/2021).
Bendera yang ia jual adalah stok tahun 2020 yang masih tersisa. Menurutnya kondisi sekarang malah lebih sepi dibanding tahun lalu.
Sepinya pembeli dan menurunnya pendapatan pedagang itu, diduga karena masyarakat tidak banyak membuat kegiatan menjelang 17 Agustus.
Bagi Susan, dirinya hanya mengandalkan penjualan bambu dan juga bendera perorangan.
Baik Susan dan Endang cukup menggantungkan pendapatan lebih saat musim seperti ini. Biasanya dengan permintaan yang banyak, pendapatannya bisa dimanfaatkan lagi untuk menambah modal.
"Jadi saya juga jualan kue di dekat rumah. Nah jualan bendera ini sebenarnya harapan besar. Tapi karena kondisi Covid-19 dan tidak boleh membuat kegiatan besar, akhirnya pendapatan juga seret," kata dia.
Berita Terkait
-
Keren! Sambut HUT RI ke-76, Bendera Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Atas Tebing
-
HUT ke-76 RI, Askrindo Kibarkan Bendera Merah Putih di Dasar Laut Ternate
-
Kisah Penjual Bendera Merah Putih dari Kampung Presiden Jokowi
-
Arus Laut Deras dan Ombak Besar Saat Penyelam Unhas Kibarkan Bendera Merah Putih
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Rahasia DANA Kaget Terungkap: Trik Jitu Dapat Saldo Gratis Langsung Cair
-
Gonjang-Ganjing Kasus Tom Lembong: Benarkah Ada 'Miscarriage of Justice'? Ini Kata Ahli Hukum UII
-
PSS Sleman Target Puncaki Klasemen di Laga Kontra Kendal Tornado
-
Optimis Pecah Telur di Kandang: Kim Kurniawan Tebar Ancaman untuk Kendal Tornado FC
-
Jajang Mulyana Main atau Tidak? PSS Sleman Deg-degan Jelang Kontra Kendal Tornado