SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta mencatat sebanyak 846 pasien Covid-19 dimakamkan hingga 13 Agustus 2021.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Pristiawan Buntoro mengatakan bahwa jumlah itu terdiri dari pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan (fasyankes) dan juga saat menjalani Isolasi Mandiri (isoman).
"Jadi terhitung sampai 13 Agustus kemarin ada 846 pasien Covid-19 yang kami makamkan," ujar Pristiawan dihubungi wartawan, Senin (16/8/2021).
Ia menjelaskan bahwa sebanyak 712 meninggal di fasyankes, seperti di rumah sakit.
Baca Juga: Kunjungi BPBD DIY, Ketua Satgas Covid-19 Klaim PPKM Sudah Efektif
"Sementara yang isoman dan meninggal dunia ada 134 pasien yang kami makamkan," katanya.
Pristiawan merinci bahwa pada 1 Agustus, pemakaman pasien meninggal di fasyankes cukup tinggi dibandingkan hari yang lain. Terdapat sekitar 91 pasien meninggal dan dimakamkan secara prokes.
Sementara pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman tertinggi terjadi pada 3 Agustus lalu sebanyak 29 pasien.
Pristiawan menjelaskan respon atau panggilan permintaan untuk pemakaman terjadi cukup tinggi di Kabupaten Sleman. Pada 1 Agustus tercatat 45 panggilan untuk bantuan pemakamannya. Jumlahnya semakin turun terhitung pada 7 Agustus menjadi 35 orang.
"Sementara respon yang cukup tinggi setelah Sleman adalah Gunungkidul. Pada 3 Agustus cukup banyak. Angkanya mencapai 20-25 orang yang dimakamkan. Jumlahnya sempat turun pada 4-5 Agustus. Tapi naik lagi di tanggal 6 Agustus sampai 15 orang dalam sehari," ungkap dia.
Baca Juga: TRC BPBD DIY: Aktivasi Fasyankes 24 Jam hingga Homecare Diperlukan Tangani Pasien Isoman
Ia membandingkan dengan pemakaman di Bulan Juli. BPBD mencatat terdapat 2.905 pasien Covid-19 meninggal. Jumlah itu terdiri pasien meninggal di fasyankes, isoman serta selter.
Rinciannya meninggal di fasyankes sebanyak 2102 pasien. Sementara isoman terdapat 741 pasien. Dua meninggal di selter dan 60 orang masih dalam validasi.
"Bulan kemarin memang lebih tinggi, memang dugaannya karena ledakan kasus Covid-19 yang signifikan meningkat," ujar dia.
Sejauh ini dari kesimpulan BPBD DIY, ada sejumlah permasalahan, seperti tidak semua puskesmas melayani 24 jam/ 7 hari. Selain itu banyak masyarakat belum memahami pemulasaran jenazah Covid-19.
Pristiawan juga memberikan rekomendasi, diantaranya seperti penguatan layanan 24 jam untuk puskesmas terutama penanganan pasien yang sedang menjalani isoman. Selain itu memaksimalkan selter sebagai tempat isoman.
"Makam juga perlu disiapkan kembali mengingat jumlah pasien meninggal (Covid-19)masih banyak terjadi," terang Pristiawan.
Berita Terkait
-
Retribusi Pemakaman COVID-19 TPU Jombang Rp 1 Juta, Pengelola: di Luar Warga Tangsel
-
Kades di Bondowoso Diminta Tidak 'Mengompori' Warga Tolak Pemakaman Covid-19
-
Dikeroyok di Depan Polisi, Petugas Pemakaman Covid Jember Ngambek Tak Layani Pemakaman?
-
Kronologis Petugas Pemakaman COVID-19 Jember Dikeroyok di Depan Kapolsek dan Camat
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Yamaha Scorpio Z Terlahir Kembali: Harga Mulai Rp30 Juta, Mesin Seirit Supra X 125
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 5 Rekomendasi Sunscreen untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Kulit Tetap Sehat dan Terlindungi
- Pengamat Bola Internasional Blak-blakan Kualitas Mees Hilgers di Belanda: Bek Bagus tapi Dia...
Pilihan
-
Kakang Rudianto dan Malik Risaldi Cetak Sejarah di Hadapan Bruno Fernandes
-
Mees Hilgers Lempar Senyum Kawanua Saat Tiba di TC Timnas Indonesia
-
Google News Showcase Resmi Hadir di Indonesia
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Layar AMOLED Terbaik Mei 2025, Terang di Bawah Terik Matahari
-
Ray Dalio Diisukan Mundur dari Danantara, Ekonom Bocorkan Ada Masalah Serius
Terkini
-
DANA Kaget Cuma Sekali Klik Langsung Dapat Uang? Ini Cara Gampang Klaimnya
-
Deadline Usai, Warga Tegal Lempuyangan Yogyakarta Bertahan Sampai Keraton Turun Tangan
-
DANA Kaget Hari Ini, Tips & Link Klaim Biar Enggak Kehabisan
-
Tak Langsung Tahan Christiano usai Kecelakaan di Jalan Palagan, Polisi Bilang Begini
-
Kebijakan Kemenkes Dinilai Kontroversial, Keselamatan Pasien bakal Terancam