Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 17 Agustus 2021 | 17:37 WIB
Upacara pengibaran bendera merah putih pada HUT ke-76 Kemerdekaan RI di Bukit Klangon, Pedukuhan Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapnewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, pada Selasa (17/8/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Upacara pengibaran bendera merah putih di Bukit Klangon, Pedukuhan Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewong Cangkringan, Kabupaten Sleman memang sudah dilakukan secara rutin dalam empat tahun terakhir.

Selain lekat dalam sejarah, pelaksanaan pengibaran sang saka merah putih di Bukit Klangon ini juga sebagai penghormatan kepada pahlawan-pahlawan Indonesia di masa lalu.

Lurah Glagaharjo Suroto mengatakan bahwa upacara pengibaran bendera raksasa berukuran 9x6 meter itu memang rutin dilakukan. Terhitung upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia itu sudah empat kali ini dilaksanakan.

Tidak ada yang membedakan dalam pelaksanaannya di tahun ini dengan tahun-tahun lainnya. Hanya satu pembeda, yaitu jika sebelumnya pengibaran dilakukan saat menyambut tanggal 17 Agustus, tapi kali ini dilakukan tepat pada saat hari kemerdekaan.

Baca Juga: Kue 'Garuda Pancasila' Dilelang, Hasilnya untuk Bantu UMKM Terdampak Pandemi

"Ya ini kan salah satu kegiatan yang rutin kita laksanakan. Jadi di sini kita sudah melaksanakan empat kali pengibaran bendera," kata Suroto kepada awak media, Selasa (17/8/2021).

Pria yang akrab disapa Mbah Roto itu menceritakan bahwa Kapanewon Cangkringan sendiri masih sangat dekat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Disebutkan, dulu ketika zaman penjajahan wilayah Cangkringan menjadi salah satu medan tempur para pejuang.

Pasalnya dulu tempat itu juga sebagai tempat singgah para tentara Jepang. Para pahlawan Indonesia pun sempat meladeni pertempuran dengan tentara Jepang itu di salah satu wilayah di Bumi Sembada ini.

"Di sini dulu itu ada pertempuran yang mungkin sejarah dulu di Kali Bebeng. Di situ untuk singgah para tentara dari Jepang. Nah di sini lalu ada pertempuran dan alhamdulillah dimenangkan oleh warga negara Indonesia, pahlawan-pahlawan kita," ujarnya.

Pasca-pertempuran yang dimenangkan oleh pahlawan-pahlawan Indonesia tersebut juga dibuktikan dengan sejumlah peninggalan sejarah. Salah satunya adalah Gua Jepang, yang ada tidak jauh dari lokasi Bukit Klangon sebagai tempat upacara pengibaran bendera itu.

Baca Juga: Viral, Pesan di Video TikTok HUT RI Ini Buat Warganet Merinding: Benar Sudah Merdeka?

"Jadi di sini masih ada tinggalan Gua Jepang yang ada di barat Bukit Klangon ini. Masih ada 4 Gua Jepang yang ada di situ," ungkapnya.

Mengenai kondisi empat Gua Jepang di wilayahnya itu, kata Mbah Roto, saat ini gua-gua itu masih tetap ada di sana. Bahkan disebutkan sebenarnya ada lima Gua Jepang yang ada di sekitar Bukit Klangon itu.

"Gua Jepang itu masih ada, dulu kalau tidak salah malah ada lima (gua), tapi karena yang satu itu terlalu bawah posisinya, sehingga tertutup erupsi Merapi pada tahun 2010 silam, tapi kalau empat yang lain ini masih ada semua," tuturnya.

Mbah Roto tidak menutup kemungkinan akan terus mengembangkan peninggalan sejarah itu. Terkhusus sebagai salah satu daya tarik pariwisata di wilayah Glagaharjo.

"Intinya gua jepang ini kan tinggalan zaman dulu. Jadi ke depan wilayah Glagaharjo akan kerja sama dengan warga masyarakat, justru peninggalan ini akan kita manfaatkan. Artinya nanti ke depan kalau Merapi mendukung Insyaallah akan kita kembangkan menjadi wisata. Kita satu paketkan dengan Bukit Klangon ini," urainya.

Namun saat ini, Mbah Roto menyebut kondisinya masih belum memungkinkan untuk merealisasikan rencana itu. Selain akibat dari dampak pandemi Covid-19 ditambah dengan aktivitas Gunung Merapi yang belum menurun.

"Insyaallah nanti kita akan kerja sama dengan masyarakat. Karena itu posisinya di bawah alur Kali Bebeng. Jadi nanti kita harus turun dulu ke dasar sungai baru ketemu Gue Jepang itu," terangnya.

Ditambahkan Mbah Roto, keberadaan Gue Jepang ini juga menjadi berkah tersendiri bagi warga masyarakat di sekitarnya. Pasalnya di tengah-tengah Gua Jepang itu terdapat sumber mata air yang memberi kehidupan bagi sejumlah wilayah di sekitarnya.

"Di situ juga istimewa, sumber mata air di wilayah di Glagaharjo itu dari situ. Jadi itu ada di tengah-tengah Gua Jepang itu. Sumber mata air yang menghidupi satu desa Glagaharjo dan tiga kelurahan Kemalang, Klaten, ya itu sumbernya dari (Sungai) Bebeng itu. Jadi banyak sekali di situ cerita-cerita ataupun yang sampai saat ini masih bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat," ucapnya.

Terkhusus dengan pelaksanaan upacara pengibaran bendera merah putih berukuran raksasa di Bukit Klangon itu, disampaikan Kapolsek Cangkringan AKP Nidia Ratih bahwa sebelumnya diprakarsai oleh Komandan Kodim 0732/Sleman sekitar tiga tahun lalu.

"Upacara Klangon ini merupakan pengibaran bendera raksasa yang memprakarsai itu dulu tiga tahun yang lalu sama Pak Dandim 0732/Sleman. Jadi tradisi ini kita lanjutkan karena ini untuk memperingati perjuangan dari pahlawan yang ada di lereng Merapi," kata Nidia.

Selain itu, Nidia menyebutkan upacara di Bukit Klangon ini sebagai upaya untuk memperkenalkan salah satu objek wisata di Bumi Sembada ke masyarakat luas.

"Selain itu juga ini untuk memperkenalkan Bukit Klangon itu sendiri, karena bukit klangon ini kan identik dengan wisata yang ada di Cangkringan," ucapnya.

Sesuai dengan tema Kemerdekaan RI ke-76 yang diangkat oleh pemerintah yaitu Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh. Nidia berharap momen kemerdekaan tahun ini dapat dimaknai oleh warga Cangkringan untuk bangkit di tengah kondisi pandemi.

"Kita juga berharap dengan peringatan kemerdekaan RI ini nanti warga Cangkringan khususnya warga Glagaharjo bisa tangguh dan tumbuh. Baik itu dalam perdagangannya maupun sektor wisatanya yang merupakan aset yang sedang kita giatkan di wilayah Cangkringan," tandasnya.

Load More