Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 16:59 WIB
[ilustrasi] Limbah medis COVID-19 dibuang di pinggir Jalan Raya Sukatani-Cabangbungin, Sukakarya, Kabupaten Bekasi. (ist)

SuaraJogja.id - Posko Dukungan Operasi Satgas Covid-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan terjadi penurunan limbah infeksius Covid-19 pada Agustus ini. Kondisi ini terjadi seiring dengan tren kasus Covid-19 di wilayahnya yang juga mengalami penurunan.

Wakil Komandan Posko Dukungan Operasi Satgas Covid-19 BPBD DIY Indrayanto mengatakan, volume limbah infeksius yang cukup tinggi terjadi pada periode Juni-Juli kemarin. Sedangkan pada bulan Agustus ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Saat kasus tinggi pada Juni-Juli lalu, volume limbah infeksius yang terkumpul bisa mencapai satu truk di posko dekontaminasi hanya dalam sehari. Namun untuk Agustus ini volumenya menurun, belum ada yang masuk ke posko lagi," kata Indrayanto kepada awak media, Jumat (20/8/2021).

Indra menjelaskan limbah infeksius itu berasal dari berbagai tempat. Mulai dari sisa pengantaran pasien rujukan shelter hingga pengantaran pasien ke rumah sakit rujukan saat kondisnya memburuk.

Baca Juga: Batasi Limbah Medis, Nakes Diharapkan Kurangi Pemakaian APD Lengkap Saat Bekerja

Limbah infeksius itu sendiri nantinya akan dibawa oleh tim-tim pemulasaraan dan pemakaman tim kubur cepat (TKC) yang ada di wilayah Yogyakarta.

Dengan menggunakan kendaraan angkut mobil pick up atau sepeda motor roda tiga, petugas akan membawa limbah infeksius itu ke posko dekontaminasi BPBD

Jika semua limbah infeksius itu terasa sudah terkumpul, kata Indra, barulah akan diangkut dengan truk engkel yang memiliki kapasitas maksimal 2,2 ton. Untuk kemudian limbah infeksius tersebut dikelolakan dan dimusnahkan bersama pihak ketiga supaya tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.

"Tapi di Posko BPBD tak pernah sampai menumpuk ya artinya tidak sampai menggunung itu. Maksimal 1 truk perhari," ujarnya.

Indra menyebut bahwa sampah infeksius yang terkumpul itu rata-rata berbahan plastik. Tidak jarang ditemui bahan yang sulit untuk memudar.

Baca Juga: Tidak Boleh Asal Buang, Begini Cara Rumah Sakit Kelola Limbah Medis

"Jadi bahan-bahan itu tidak bisa dibuang atau ditimbun apalagi dibakar sembarangan begitu saja," ucapnya.

Disampaikan Indra, limbah infeksius sudah seharusnya memang dibuatkan tempat secara khusus untuk pengelolaannya. Sehingga tidak menjadi persoalan baru atau malah sampai mencemari lingkungan sekitar.

"Idealnya dibuatkan tempat khusus semacam tempat pembuangan di depo sampah yang pengelolaan limbahnya bisa dilakukan oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Agar tidak berbahaya bagi lingkungan dan potensi sebaran virus di masyarakat," tuturnya.

Load More