SuaraJogja.id - Di tengah dinamika pemilihan dekan baru di Universitas Gadjah Mada, sejumlah alumni Fakultas Filsafat yang peduli memperdebatkan mengapa Filsafat UGM tidak pernah meraih suatu posisi bergengsi di tengah masyarakat.
Terlebih di tengah maraknya tren studi filsafat saat ini yang bisa dilihat dari besarnya minat pada kursus atau diskusi filsafat itu sendiri.
Menanggapi hal itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Siti Murtiningsih mengakui menilai bahwa ajang pemilihan dekan baru ini menjadi momen yang tepat untuk mengubah pandangan itu.
"Artinya ini kesempatan atau peluang yang saya kira saatnya memang kita bisa menunjukkan kontribusi kita sebagai salah satu warga dari komunitas yang disebut fakultas dan universitas," kata Murti kepada awak media, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga: Diskusi Sambut Pemilihan Dekan Baru, Alumni Filsafat UGM Minta Pemimpin Harus Responsif
Murti yang juga lolos sebagai calon Dekan Fakultas Filsafat, tidak memungkiri bahwa selama ini jika membicarakan tentang Fakultas Filsafat selalu ada di pinggiran atau tersendiri. Maka dari itu diperlukan sesuatu yang bisa mengubah kondisi yang dirasa terlalu jauh dari masyarakat itu sendiri.
Terlebih saat ini tengah terjadi disrupsi besar yakni kaitannya dengan teknologi dan pandemi Covid-19. Kondisi ini dianggap tepat sebagai jalan Fakultas Filsafat bisa kembali menemukan konteksnya.
"Ini justru Fakultas Filsafat bisa kembali menemukan konteksnya untuk mengaitkan dengan kehidupan realitas yang konkret itu. Dimana kita tahu sekian tahun puluh tahun ke depan, seperti Mas Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim) mengatakan nanti tidak ada lagi relevansi sarjana dan pekerjaan," tuturnya.
Diakui Murti, selama ini masyarakat masih melihat Fakultas Filsafat terutama dalam kontek keilmuan seolah-olah berada di menara gading yang jauh dari semuanya. Sehingga penting untuk bisa mengembalikan Fakultas Filsafat kepada muruahnya.
Lebih lanjut, kata Murti, filsafat adalah induk dari segala ilmu. Di tengah dunia yang berubah begitu cepat saat ini, sangat dibutuhkan peran ilmu filsafat untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat.
Baca Juga: Hakim Tak Pandang Perbuatan Juliari Kasus Serius, Pukat UGM: Itu Tidak Lepas dari Politik
"Saatnya dari kenyataan yang kita hadapi ini filsafat menjadi titik temu kembali sebagai ibu keseluruhan ilmu yang berbagai macam. Mengembalikan Fakultas Filsafat kepada muruahnya sebagai ibu dari semua disiplin keilmuan," tegasnya.
Murti menyebut bahwa kolaborasi bersama, dialog bersama multi-disiplin, inter-disiplin itu menjadi penting dan harus terus didukung.
"Siapapun yang mengelola Fakultas Filsafat itu mestinya membawa fakultas ke ranah itu. Sehingga itu yang akan menghubungkan kembali filsafat dengan dunia yang nyata dan tidak menjadi sesuatu yang ada di seberang sana atau di atas sana, yang terlepas dari keadaan sesungguhnya yang terjadi di masyarakat," ungkapnya.
Menurutnya ada sejumlah hal yang wajib untuk dimiliki oleh pemegang amanah atau pemimpin Fakultas Filsafat. Terutama harus memiliki kerendahan hati dalam artian mau terus berdialog dengan siapapun juga.
Agar tetap memiliki semangat yang kuat untuk perubahan dan kemajuan. Tanpa itu, ujar Murti, memimpin sebuah institusi atau organisasi tidak akan bisa melangkah lebih jauh.
"Seorang pemimpin tidak bisa melakukan sendiri, dia ada di situ karena legitimasi semua pihak yang ada di bawah," ucapnya.
Alumni Fakultas Filsafat UGM, Kardono berharap nantinya Fakultas Filsafat paling tidak bisa membanggakan bagi seluruh alumninya. Termasuk dengan terus aktif merespon isu-isu perkembangan nasional yang terjadi di masyarakat Indonesia.
"Paling ngga ini Fakultas Filsafat merespon perkembangan nasional sehingga terlihat jelas dan itu kemudian menjadi rujukan banyak pihak. Harus bisa membuktikan atau paling tidak mempunyai sikap lah terhadap isu-isu yang kemudian menjadi hajat hidup orang banyak," ujar Kardono.
Dengan tentu tidak melupakan Fakultas Filsafat sebagai tempat inkubasi pengembangan karakter-karakter bagi mahasiswanya.
Berita Terkait
-
Anies Baswedan Pamer Cerita saat Kuliah di UGM Bareng Pramono Anung, Warganet: Jokowi Mana Punya
-
Ulasan Buku Al-Farabi, Sang Maestro Filsafat yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Mahasiswa Bisnis Perjalanan Wisata UGM Gelar Olimpiade Pariwisata #13 Tingkat Nasional
-
Resmi! Basuki Terpilih Jadi Ketum Kagama Gantikan Ganjar Pranowo
-
Absurdisme Hidup dalam Novel The Stranger Karya Albert Camus
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy M15 5G
-
Membuka Mata tentang Pendidikan Inklusif Lewat Film 'Bird of a Different Feather'
-
Tragis, Kakek Asal Bantul Tewas Dihantam Mobil Saat Menyeberang Ring Road Selatan
-
Takaran Tera Tak Sesuai, Empat SPBU di Jogja Ditutup
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem