SuaraJogja.id - Terus diperpanjangnya kebijakan PPKM oleh pemerintah membuat pelaku wisata kian terjepit. Ketiadaan wisatawan membuat mereka tidak mendapatkan pemasukan.
Seperti yang dirasakan oleh pegiat wisata di Pantai Baron. Mereka sudah mulai menjual hewan ternak yang selama ini memang digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan mendadak. Menjual hewan ternak memang menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Baron, Suhardi mengungkapkan sejak pemerintah menerapkan PPKM otomatis tidak ada wisatawan yang datang ke pantai Baron. Sehingga para pelaku wisata tidak lagi mendapatkan penghasilan.
"Dari mana ada pemasukan. Wong ndak ada wisatawan,"ujar dia, Kamis (26/8/2021).
Suhardi mengatakan di awal PPKM para kepala keluarga masih ada yang bisa bekerja menjadi buruh serabutan. Namun belakangan ini tidak lagi pekerjaan karena perekonomian seolah berhenti. Sehingga sebagian besar kini mereka menganggur.
Untuk bertani seperti warga yang lain, para pegiat wisata di Pantai Baron tak bisa melakukannya. Pasalnya lahan pertanian di kawasan Pantai Baron adalah lahan (sawah) tadah hujan. Di mana hanya bisa bercocok tanam sekali dalam setahun yaitu di musim penghujan.
"Kalau kemarau ini ya hanya menanam ketela. Panennya juga lama,"ujar dia.
Hanya sedikit lahan di Pantai Baron yang ada sumurnya yaitu lahan di tepi pantai. Sehingga hanya sedikit pelaku wisata yang mengisi kekosongan dengan bertani. Namun saat ini sebagian besar dari mereka menganggur dan tidak ada penghasilan.
Untuk bertahan hidup, pelaku wisata pantai kini menjual barang yang mereka miliki. Sebagian besar dari mereka telah menjual hewan ternak yang sebenarnya mereka simpan untuk kebutuhan mendadak. Namun mereka terpaksa menjual hewan ternak karena sama sekali tidak ada pemasukan.
Baca Juga: Tabrak Ayam, Pasangan Suami Istri Asal Gunungkidul Meninggal Dunia
"Kalau untuk makan ya ada, cuma seadanya. Yang tidak bisa ditunda itu angsuran,"katanya.
Ketua Forum Pokdarwis Gunungkidul, Awanto Subaryono mengakui PPKM ini memang membuat mereka terjepit, terutama di kawasan pantai selatan. Karena mereka sudah tidak bisa berbuat banyak akibat ketiadaan wisatawan ke wilayah mereka.
"Jalan satu-satunya ya menjual barang yang dimiliki,"tambahnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!