SuaraJogja.id - Aksi vandalisme tak terpuji kembali terjadi di Kota Yogyakarta. Tembok SDN Tukangan ditulisi coretan-coretan tak senonoh dengan mengatasnamakan mural.
Selain tulisan tak senonoh, tembok sekolah juga digambar alat kelamin. Bahkan diberi hestek #lombadibungkam. Hestek ini muncul pasca lomba mural yang diinisiasi gerakan "Gejayan Memanggil" viral beberapa waktu lalu. Dalam lomba yang digelar sepekan ini, mural yang paling cepat dihapus oleh aparat mendapatkan nilai lebih.
"Kami sudah mentolerir ada corat-coret di lingkup pendidikan, tapi sekarang ini ini ada gambar yang tidak senonoh, kami prihatin," papar Kepala SDNi Tukangan, Sardi saat dikonfirmasi, Senin (30/08/2021).
Menurut Sardi, selama ini tembok di sepanjang sekolah dipakai untuk mural. Pihak sekolah pun tidak pernah mempermasalahkan karena mural yang dibuat merupakan karya seni.
Namun beberapa waktu terakhir bukan mural yang digambar di tembok sepanjang Jalan Suryopranoto namun coretan-coretan grafiti yang tidak jelas. Karenanya aparat melakukan pembersihan dengan mengecat tembok tersebut pada Rabu (25/08/2021) lalu.
Namun ternyata coretan kembali muncup pada Jumat (27/08/2021) malam atau Sabtu pagi (28/08/2021). Mengetahui hal ini, pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Polsek Pakualaman, Satpol PP dan juga Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
"Dari polsek sudah ditanggapi kemudian koordinasi dengan Pol PP menurut info akan dihapus hari ini," jelasnya.
Sardi berharap tindakan vandalisme tidak akan lagi terjadi. Apalagi sekolah tersebut harus mengikuti proses akreditasi Dinas Pendidikan.
"Kebetulan bersama momennya sekolah ini tanggal 2 [September] harus akreditasi kok ya ada-ada aja[ada aksi corat-coret] ini," tandasnya.
Baca Juga: 3400 Buruh DIY Di-PHK dan Dirumahkan Sejak PPKM Digelar Pada Juli, Pariwisata Paling Parah
Sementara Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad mengungkapkan aksi vandalisme di ruang publik melanggar Perda nomor 2 tahun 2017 tentang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Karenanya merupakan pelanggaran dan harus dihapus. Kalau pun ruang publik dilukis mural harus ada ijin dari pihak terkait.
"Di dalam salah satu pasal tertib lingkungan, ada aturan larangan corat coret di muka umum," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Sambut Hangat Kunjungan Famtrip Budaya Travel Agent Tiongkok
-
Muaythai Kelas Dunia Bakal Guncang Candi Prambanan di 2026, Sensasi Duel Berlatar Warisan Dunia!