Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 19:10 WIB
Ketua Pengelola Bukit Mintorogo, Brewok - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Struktur batuan diduga stupa candi yang ditemukan di Bukit Mintorogo, Dusun Gayam, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman memiliki legenda panjang semenjak ditemukan warga. Terdapat kisah turun temurun hingga akhirnya situs itu dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Salah seorang warga setempat, Prawoto tidak menampik ada cerita yang telah diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi saat ini. Konon, dulu situs yang berada di perbuktian Prambanan itu digunakan sebagai lokasi bertapa Begawan Ciptaning atau Raden Janoko atau Arjuna untuk memperoleh wahyu.

"Kalau legendanya dulu menurut cerita nenek moyang itu di sini adalah tempat pertapa Begawan Ciptaning yang pada waktu itu beliau menginginkan wahyu ketentreman atau mungkin wahyu sejatilah," kata Prawoto kepada awak media, Kamis (2/9/2021).

Pria yang akrab disapa Brewok itu menyebut, dimungkinkan pada zaman dulu telah terjadi suatu peristiwa atau perang hebat di wilayah tersebut, sehingga menyebabkan Begawan Ciptaning atau Arjuna tadi naik ke sini untuk bertapa.

Baca Juga: Struktur Batuan Diduga Stupa Candi di Gayamharjo Jadi Situs Mataram Kuno Tertinggi Jogja

Hingga saat ini situs yang terletak di perbatasan Kabupaten Sleman, DIY dengan Klaten, Jawa Tengah itu hingga kini juga tidak jarang dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan bertapa. Pasalnya pengelola juga telah membuka situs ini untuk wisata religi sejak 2013 lalu.

"Banyak (yang ke sini) dan banyak yang dari luar daerah. Kalau yang di sini kan sudah terbiasa ke sini, kalau dari luar daerah itu kebanyakan mereka (datang) di malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon," ucapnya.

Ditanya mengenai kejadian mistis, Brewok tidak memungkiri memang tetap ada. Kejadian yang tergolong mistis itu bahkan kadang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Lokasi ditemukannya struktur batuan diduga stupa candi di Bukit Mintorogo, Pedukuhan Gayam, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Kalau di sini kisahnya ketika ada yang bertapa lama sekitar 30-40 hari, mesti yang di bawah sana tidak dapat hujan, kita juga enggak dapat hujan. Walaupun itu musim hujan. Biasanya mereka bertapa di pergantuan musim antara kemarau ke musim penghujan," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengelola Bukit Mintorogo itu.

Tidak hanya fenomena itu saja, lanjut Brewok, para pertapa juga sering ditemui atau mendapat kesempatan melihat makhluk gaib. Bahkan pengelola pun juga tidak jarang mendapatkan pengalaman serupa.

Baca Juga: Stupa Candi yang Ditemukan di Gayamharjo Kerap Digunakan untuk Bertapa

"Kalau kejadian-kejadian mereka (pertapa) ditemui siapa, dari kami juga temen-temen pengelola, sering sih ada orang tua pake putih-putih, harimau putih jadi-jadian," terangnya.

Load More