SuaraJogja.id - Tangan keriputnya dengan cekatan memotong karton setebal 3-5 milimeter di sebuah gazebo Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) RW 17, Kampung Karanganyar, Kalurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Jogja. Hari itu, Tertib Suratmo terlihat sibuk mempersiapkan karya tokoh wayang buatannya dari bahan karton untuk pameran.
Pria 81 yang tinggal di Mergangsan, Kota Jogja itu tidak hanya memamerkan karya buatannya, ia juga menghadiri kegiatan Screening dan tracing penyakit Tubercolosis (TBC) untuk warga Kampung Karanganyar di RW 17 itu.
Kegiatan yang digelar oleh Zero TB Yogyakarta dan Pemkot Yogyakarta itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Pada kesempatan itu, menteri menyempatkan untuk membeli karya wayang buatannya.
"Alhamdulillah, pak menteri tadi tertarik dengan wayang yang saya buat. Tadi ada lebih dari 3 yang dibeli," kata Suratmo ditemui SuaraJogja.id, Jumat (3/9/2021).
Suratmo merupakan seorang warga pendatang dari Klaten, Jawa Tengah yang kini telah menetap di Kota Jogja. Sebelum memutuskan membuat wayang, Suratmo pernah menjadi ASN di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan di DIY.
Bekerja sebagai ASN sekitar tahun 1970-an, Suratmo masih senang dengan pekerjaan yang ia geluti. Lambat laun ia merasa jenuh dan ingin mencari kesibukan lain.
Sembari bekerja sebagai ASN, pria yang suka seni pewayangan ini kerap mengisi waktu luang untuk membuat wayang dari karton. Awalnya hanya untuk pribadi, namun beberapa orang dan teman yang melihat karyanya tertarik mengoleksi.
"Nah banyak yang mulai meminta dan akhirnya saya jual per biji saja," kata dia.
Hal itu dia nikmati dan mencoba melakukan dua pekerjaannya. Namun kata dia, sekitar tahun 1980 lebih, ada gangguan dari pernapasannya. Setelah ia periksa, Suratmo divonis mengidap TBC.
Baca Juga: Ketemu Pemungut Barang Bekas Lagi Melamun, Gus Miftah Beri Uang Saat Hendak ke Jogja
"Jadi setiap tahun selama saya bekerja sebagai ASN itu kan sering membersihkan dan menata buku di perpustakaan. Sehingga saya memilih keluar saat itu," katanya.
Meski sakit, Suratmo berusaha untuk sembuh dan tetap menghasilkan uang untuk keluarganya. Keahlian membuat wayang dia kembangkan dan dijadikan usaha sampai saat ini.
Divonis mengidap TBC, Suratmo selalu berusaha untuk rutin menjalani pengobatan. Pil dan obat TBC ia konsumsi, namun kadang ia lupa meminum obat sehingga beberapa tahun sakitnya tak kunjung reda.
Keinginan untuk sembuh tetap ia lakukan terus. Dukungan sang istri juga menjadi dorongan dirinya ingin segera sembuh.
Sekitar tahun 2000-an, sakit TBC yang diderita Suratmo akhirnya berangsur hilang. Pada 2021 ini, ia mengaku sudah sembuh dan tidak sering merasakan batuk atau sampai sakit tenggorokan.
"Alhamdulilah sekarang sudah lebih baik lagi. Saya juga tetap menjual wayang saya, tapi karena Covid-19 pendapatannya agak turun," bebernya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik