Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 07 September 2021 | 07:12 WIB
Calon penerima vaksin Covid-19 sedang melakukan skrining awal, di sentra vaksinasi SCH, Senin (6/9/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman kebut percepatan vaksinasi Covid-19 mencapai 70% pada akhir September 2021. Pemkab berharap dengan capaian tersebut, maka kekebalan imunal (herd immunity) bisa terwujud.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, vaksinasi di Sleman saat ini sudah sekitar 56,2%. Menurut dia, upaya mengejar target hingga 70% pada akhir September akan dilakukan lewat vaksinasi reguler dan sentra.

"Kami optimistis 70% vaksinasi tercapai pada akhir September," demikian ditekankan oleh Cahya, Senin (6/9/2021).

Cahya menekankan, seiring masih menanti terwujudnya kekebalan komunal dan capaian vaksinasi kepada 70%, Dinkes Sleman memohon agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan. Baik itu menggunakan masker dengan baik, cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan menjaga jarak.

Baca Juga: 6,22 Juta Warga di DKI Jakarta Telah Divaksin Dua Dosis

"Dengan demikian, Covid-19 bisa ditanggulangi. Dan kami minta warga segera vaksin," urainya.

Direktur Utama RSUD Sleman ini menjelaskan, dari kajian WHO, pandemi Covid-19 ini tidak akan berakhir, melainkan akan menjadi endemi dan masyarakat terbiasa dengannya, seperti halnya influenza. Namun demikian, vaksin dan penerapan prokes bisa membantu untuk menanggulanginya.

Kala ditanya perihal evaluasi PPKM yang sudah berjalan selama dua bulan belakangan, ia menilai dari segi penurunan kasus sudah cukup signifikan.

"Artinya PPKM sudah membuahkan hasil. Tinggal bagaimana mempercepat vaksinasi. Supaya nanti terjadi herd immunity dan anak-anak yang dan masyarakat di Sleman agar patuh prokes," terangnya.

Sementara itu, dalam penanganan kasus Covid-19, baik dari Dinkes sampai ke tingkat RT dan RW langsung melakukan tracing dan testing secepat mungkin, ketika ada kasus positif muncul.

Baca Juga: Perempuan Meninggal 3 Bulan Usai Vaksinasi, Pemerintah China Sebut Bukan karena Vaksin

Tujuannya, agar tidak terjadi perluasan kasus dan dibawa ke isolasi terpadu (isoter). Serta mencegah munculnya klaster keluarga.

"Paling bahaya ini adalah klaster di rumah tangga, kalau mau ke isoter akan lebih aman. Karena dipantau oleh nakes," ucapnya.

Ketua Tim Percepatan Vaksinasi Covid-19 DIY Sumadi mengatakan, timnya akan terus melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 seiring kasus yang meningkat. Sedikitnya, ada 15.000 orang divaksin dalam sehari di Sleman, sesuai arahan Menko Marves RI.

"Sekarang vaksinasi sudah 50 persen. Saya yakin di akhir September ini 70 persen bisa tercapai. Percepatan vaksin terus dilakukan, baik dari sentra vaksin masal maupun reguler di puskesmas dan faskes RS," ungkapnya.

Menurut Sumadi, kesadaran masyarakat untuk bisa menjalani isolasi di isoter, kala terinfeksi Covid-19, masih harus ditingkatkan.

Selama ini, masyarakat masih merasa khawatir tidak akan dirawat, tidak dipedulikan dengan baik bila dirawat di isoter. Padahal, dengan berada di isoter, kondisi kesehatan mereka terus dipantai, utamanya oleh orang-orang di bidang kesehatan. Dengan demikian, berada di isoter bisa mengurangi angka kematian akibat Covid-19. Tak sedikit kematian pada pasien Covid-19 terjadi karena pasien menjalani isoman di rumah.

"Langkahnya satu-satunya, vaksinasi dipercepat, isoter dimaksimalkan, kemudian herd immunity. Insya allah bebas dari Covid," terangnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More