Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 07 September 2021 | 07:12 WIB
Calon penerima vaksin Covid-19 sedang melakukan skrining awal, di sentra vaksinasi SCH, Senin (6/9/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

"Paling bahaya ini adalah klaster di rumah tangga, kalau mau ke isoter akan lebih aman. Karena dipantau oleh nakes," ucapnya.

Ketua Tim Percepatan Vaksinasi Covid-19 DIY Sumadi mengatakan, timnya akan terus melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 seiring kasus yang meningkat. Sedikitnya, ada 15.000 orang divaksin dalam sehari di Sleman, sesuai arahan Menko Marves RI.

"Sekarang vaksinasi sudah 50 persen. Saya yakin di akhir September ini 70 persen bisa tercapai. Percepatan vaksin terus dilakukan, baik dari sentra vaksin masal maupun reguler di puskesmas dan faskes RS," ungkapnya.

Menurut Sumadi, kesadaran masyarakat untuk bisa menjalani isolasi di isoter, kala terinfeksi Covid-19, masih harus ditingkatkan.

Baca Juga: 6,22 Juta Warga di DKI Jakarta Telah Divaksin Dua Dosis

Selama ini, masyarakat masih merasa khawatir tidak akan dirawat, tidak dipedulikan dengan baik bila dirawat di isoter. Padahal, dengan berada di isoter, kondisi kesehatan mereka terus dipantai, utamanya oleh orang-orang di bidang kesehatan. Dengan demikian, berada di isoter bisa mengurangi angka kematian akibat Covid-19. Tak sedikit kematian pada pasien Covid-19 terjadi karena pasien menjalani isoman di rumah.

"Langkahnya satu-satunya, vaksinasi dipercepat, isoter dimaksimalkan, kemudian herd immunity. Insya allah bebas dari Covid," terangnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More