SuaraJogja.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menyebut koneksi internet menjadi salah satu kendala paling dirasakan dalam penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Belum meratanya infrastruktur jaringan internet disinyalir menjadi penyebabnya.
Presiden BEM KM UGM Muhammad Farhan menuturkan berdasarkan data peta jaringan infrastruktrur internet di Indonesia. Masyarakat khususnya di pedesaan masih jauh tertinggal dalam hal jumlahnya dibandingkan dengan masyarakat perkotaan ataupun nasional.
"Sehingga, dari hasil gambaran tersebut, pemerataan jaringan internet di Indonesia masih jauh dari kata keadilan," kata Farhan dalam keterangannya, Selasa (7/9/2021).
Farhan menyebutkan, hingga saat ini pendidikan di Indonesia belum mampu untuk beradaptasi di era pandemi. Terlebih yang memaksa sektor pendidikan harus menerapkan pembelajaran daring atau PJJ.
Pemerintah dianggap belum terlihat secara serius membenahi infrastruktur jaringan internet di sejumlah wilayah tersebut. Terutama bagi mereka yang berada di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
"Malah, selama lebih dari setahun lamanya, pemerintah hanya menyamaratakan semua permasalahan pendidikan di Indonesia dengan satu solusi, yaitu pemberian bantuan kuota internet," ujarnya.
Padahal kata Farhan, ada permasalah yang lebih fundamental dibanding hanya pemberian kuota internet saja. Tetapi jaringan infrastruktur yang seharusnya menjadi fokus utama permasalahan pendidikan saat ini.
"Lalu, para pelajar yang tak mempunyai gawai maupun tak ada koneksi internet yang baik, tetap tak akan bisa menikmati bantuan kuota internet yang digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh tersebut," sambungnya.
Menurutnya metode daring atau PJJ memang tidak akan bisa menghadirkan pembelajaran yang optimal. Berbeda dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) seperti saat sebelum pandemi dulu.
Baca Juga: Nilai Pembelajaran Jarak Jauh Belum Optimal, BEM KM UGM Beri Saran Ini
"Pembelajaran Jarak Jauh memang sebaik apapun metode pembelajarannya, tak akan bisa seoptimal Pembelajaran Tatap Muka. Untuk bisa beradaptasi di tengah pandemic ini, Pembelajaran Tatap Muka harus segera diterapkan," tegasnya.
Farhan menyampaikan sebenarnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah mengisyaratkan agar PTM bisa segera dimulai. Walaupun tetap dengan sejumlah persyaratan yang wajib untuk dipenuhi.
Salah satunya yaitu pengajar dan peserta didik yang sudah menerima vaksinasi Covid-19. BEM KM UGM yang melihat data dari website resmi kemdikbud mengatakan setidaknya sudah ada sekitar 4 juta dari total 6 juta guru dan tenaga kependidikan yang melakukan vaksinasi baik tahap 1 maupun 2.
Sedangkan untuk peserta didik capaiannya masih kurang memuaskan yakni hanya sebesar 4% yang sudah melakukan vaksinasi. Baik itu merupakan vaksinasi dosis 1 maupun 2.
"Sehingga, dalam hal ini untuk Pembelajaran Tatap Muka jika pemerintah tidak mengebut pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, terutama bagi peserta didik, akan sangat lama untuk bisa diterapkan," tuturnya.
Dalam hal ini pihaknya merekomendasikan kepada pemerintah untuk bisa segera menuntaskan pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menerapkan amanat Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan dengan indikator keberhasilan yang terukur.
Berita Terkait
-
Nilai Pembelajaran Jarak Jauh Belum Optimal, BEM KM UGM Beri Saran Ini
-
Susah Sinyal, Warga Perbatasan Tembus Area Hutan Dekat Malaysia
-
Bagikan Nasi Bungkus dan Sembako, BEM KM UGM Sindir Pemerintah Tangani Pandemi
-
Tangerang Jadi Kota dengan Internet Tercepat di Indonesia, Jakarta Kalah
-
BEM KM UGM Gagas Etalase Nasi Gratis Bantu Warga Terdampak Pandemi, Ini Dia Lokasinya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Jangan Sampai Hilang! Sleman Digitalisasi Naskah Kuno: Selamatkan Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
-
4 Link DANA Kaget Hari Ini: Cuma Modal Klik, Saldo Langsung Nambah
-
Deteksi Dini Kanker Payudara: Siloam Raih Rekor MURI dan Tingkatkan Kesadaran Ribuan Wanita
-
Prabowo di Ujung Tanduk? Partai Ummat Desak Pembenahan Total: Jangan Sampai Kekayaan Indonesia Dikuasai Asing
-
Kuasa Hukum Sebut Christiano Sudah Mundur sebagai Mahasiswa UGM usai Kasus Kecelakaan Maut