Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 15 September 2021 | 19:27 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo ditemui wartawan di komplek kantor Pemkab Bantul, Jumat (23/4/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tren penurunan kasus Covid-19 berdampak pada penurunan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul Agus Budi Raharjo menyampaikan, BOR di Rumah Sakit Panembahan Senopati (RSPS) per 14 September 2021, dari 53 tempat tidur di ruang isolasi, kini cuma terpakai 14 tempat tidur. Angka tersebut prosentasenya sekitar 30 persen ke bawah.

"Kira-kira sekitar 30 persen ke bawah untuk BOR di ICU. Untuk rata-rata per harinya selalu di bawah 20 persen," ujar dia, Rabu (15/9/2021).

Dinkes pun telah berkomunikasi dengan RSPS terkait pengembalian ruang atau tempat tidur bagi pasien Covid-19 menjadi pelayanan pasien umum. Namun, sambil melihat tren perkembangan kasus Covid-19 di Bumi Projotamansari.

Baca Juga: Covid-19 Tak Kunjung Hilang, Menilik Strategi Transisi Menuju Endemi

"Tapi mudah-mudahan tidak ada lonjakan kasus lagi sehingga tempat tidurnya bisa dikonversi. Harapannya dari level 3 bisa turun ke level 2," terangnya.

Selain BOR di RSPS yang mulai kosong, katanya, selter-selter juga sudah mulai banyak yang kosong. Dengan demikian, tenaga kesehatan (nakes) yang biasanya merawat pasien Covid-19 di selter, sekarang bisa fokus membantu vaksinasi.

"Karena itu kami bisa menggenjot vaksinasi karena nakes yang biasanya merawat pasien Covid-19 di selter bisa jadi vaksinator," katanya.

Kata dia, strateginya adalah begitu kasus Covid-19 melandai, vaksinasi terus dikebut. Supaya kasus yang rendah ini bisa tertahan dengan vaksinasi yang tinggi.

"Sehingga kalau sudah banyak masyarakat yang tervaksin tidak ada lonjakan kasus," kata dia.

Baca Juga: Sakit di Hari Pernikahan, Momen Pengantin Pria Akad Bawa Infus Ini Bikin Ikut Mewek

Agus tak menampik jika penurunan kasus tersebut karena berbagai faktor seperti vaksinasi, PPKM, dan herd immunity alamiah yang muncul.

"Kemudian virus itu tidak sempat berkembang semakin banyak. Kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan juga semakin baik," imbuhnya.

Meskipun demikian, yang harus diwaspadai adalah tidak muncul virus corona varian baru yang membuat ledakan kasus. Menurutnya, ledakan kasus beberapa bulan kemarin akibat varian Delta.

"Apa pun jenis variannya tetap perlu waspada agar tidak terjadi ledakan kasus lagi," katanya.

Load More