SuaraJogja.id - Meski pandemi Covid-19, tetapi masih ada transaksi penjualan dalam bisnis properti di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hanya saja, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DIY mengakui terjadi penurunan hingga 50% saat pandemi sekarang ini.
Ketua DPD REI DIY Ilham Muhammad Nur mengatakan, meskipun pandemi, memang masih ada transaksi di bidang properti. Semua tipe dari perumahan yang ditawarkan oleh para penambang ternyata masih laku dan terjadi transaksi.
Hanya saja Ilham menyebutkan, permintaan paling besar justru bentuk rumah yang harganya di bawah Rp500 juta. Dengan pasar masih dari warga Yogyakarta dan juga warga luar DIY yang memiliki hubungan dengan Yogyakarta.
"Jadi mereka yang memiliki keluarga, pernah menempuh pendidikan di DIY memang banyak yang membeli property di DIY," ujar Ilham, Rabu (22/9/2021), ketika dikonfirmasi.
Baca Juga: DIY Perbolehkan Perusahaan Esensial Beroperasi, Wajib Pakai PeduliLindungi
Ilham mengungkapkan untuk warga asli Yogyakarta permintaan paling banyak memang masih berada di harga Rp300 ke bawah. Dan tipe paling banyak yang diburu oleh pembeli adalah tipe 36 hingga tipe 50 yang memang pas untuk ukuran kantong warga DIY.
Wilayah yang kini menjadi di incaran dari Para investor di bidang properti adalah wilayah Jogja bagian barat seperti di kawasan Kapanewon Gamping Sleman dan Kapanewon Sedayu kabupaten Bantul. 2 wilayah tersebut harga tanahnya masih relatif terjangkau.
Secara apple to apple, memang harga tanah di wilayah Jogja bagian barat masih cukup realistis. Dia mencontohkan untuk luas dan bangunan yang sama, harga yang didapatkan di Jogja bagian barat bisa 50 persen dari harga di Jogja bagian utara yaitu Kabupaten Sleman.
"Harganya bisa separoh. Jadi banyak yang melirik Jogja bagian barat," terangnya.
Tipe rumah yang banyak diminati di Jogja bagian barat adalah masih dibawah tipe 70 yaitu tipe 36 hingga tipe 50. Seiring berangsur pulihnya roda perekonomian di wilayah DIY, maka permintaan akan perumahan juga berangsur normal.
Baca Juga: Penjualan Mobil Nasional di 2021 Diprediksi Tumbuh 38,6 Persen
Untuk rumah bersubsidi, Ilham mengungkapkan jika di DIY masih sedikit. Karena memang supplainya juga kecil akibat harga tanah di DIY sudah tidak bisa digunakan untuk membuat rumah bersubsidi.
Berita Terkait
-
Gaikindo Akui Kebijakan AS Berdampak Terhadap Penurunan Penjualan Kendaraan di Indonesia
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
-
Far East Music City Umumkan Penjualan Tiket Kang Daniel, EXID & Olivia Marsh di Indonesia!
-
Survei BI: Penjualan Eceran Meningkat Imbas Banyak Diskon saat Lebaran
-
Awas! Penipu Manfaatkan Kepopuleran DANA Kaget untuk Kuras Rekening
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan