Untuk mencari keberadaan kedua pahlawan tersebut, lanjut Malis, Korem 072/Pamungkas langsung bertindak cepat. Mereka melaporkan peristiwa tersebut ke Pangdam VII/Diponegoro.
Diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengungkap keberadaan kedua pahlawan tersebut. Lebih kurang dua minggu tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1965 jasad Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono itu ditemukan.
"Ketemunya ya di lubang itu," imbuhnya.
Malis menuturkan kedua jenazah pahlawan itu ditemukan oleh warga sekitar. Sebab memang lubang yang tidak terlampau dalam tadi membuat warga sempat mencium aroma busuk dari sana.
Setelah diketemukan, kedua jenazah pahlawan itu langsung dievakuasi untuk dilakukan autopsi di rumah sakit yang sekarang menjadi Rumah Sakit DKT dr Soetarto. Seusai diautopsi, kedua jenazah terlebih dulu dibawa ke markas Korem untuk dilakukan upacara militer.
"Baru setelah itu mereka diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara. Jenazah keduanya dimakamkan pada 22 Oktober 1965 silam," terangnya.
Dari peristiwa tersebut, lantas dibangunlah museum untuk mengenang jasa-jasa kedua pahlawan tersebut pada 1988 yang kemudian diresmikan pada 1 Oktober 1991 oleh KGPAA Paku Alam VIII.
Diungkapkan Malis di dalam kompleks museum itu juga terdapat berbagai barang peninggalan dari peristiwa tersebut. Mulai dari alat-alat yang digunakan untuk menyiksa kedua pahlawan itu dari batu hingga mortir.
Lalu ada pula baju dan atribut yang dikenakan Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono saat itu. Semua itu, kata Malis, asli sejak dulu hingga kini masih tersimpan rapi di dalam lemari kaca.
Baca Juga: Tabrak Pikap, Pemotor di Underpass Kentungan Tewas Terlindas Truk Tronton
Tetapi untuk kendaraan atau mobil-mobil yang juga dipajang di dalam kompleks musem tersebut, ujar Malis, hanya replika saja. Tetapi jika menurut informasi memang bentuk kendaraan yang digunakan kala itu juga sudah menyerupai replikanya.
Sebelum memasuki ke dalam joglo tempat lubang buaya tersebut berada. Sudah terlihat dua patung dua pahlawan itu yang berdiri tegak di sudut depan kanan dan kiri bangunan joglo itu.
Ketika memasuki joglo tempat lubang buaya itu berada terlihat saat ini sudah diberi pembatas sejumlah pilar berantai besi yang mengelilinginya. Terdapat pula papan di bawah lambang Garuda yang bertuliskan 'Lubang Tempat Diketemukan Kedua Pahlawan Revolusi'.
Memang benar, ternyata setelah dilihat secara langsung ukuran lubang itu tidaklah besar. Hanya sekitar 1,8 x 1,5 meter dengan kedalaman 70 centimeter.
Diketahui bahwa Danrem dan Kasrem 072/Pamungkas Yogyakarta Kolonel Katamso Darmokusumo dan Letkol Sugiyono yang gugur dalam tragedi '65 tersebut kemudian dinaikkan pangkatnya setingkat secara anumerta.
Atas jasa-jasanya, dua sosok perwira militer tersebut lantas dianugerahi oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Revolusi. Sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 118/Koti/Tahun 1965 tertanggal 19 Oktober 1965.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
UGM Buka Peluang Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Rahasia di Balik Kelahiran BRI, Dari Dana Kas Masjid hingga Jadi Bank Raksasa Keuangan Rakyat
-
Ancaman Longsor DIY Masih Tinggi, Perbukitan Menoreh dan Gunungkidul Paling Rawan
-
17 Tersangka Ditangkap, Polda DIY Ungkap Modus Curas yang Marak di Yogyakarta