Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 29 September 2021 | 13:20 WIB
Museum Monumen Pahlawan Pancasila di Kentungan, Sleman. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Jadi mereka diculik dan disiksa hampir bersamaan. Kalau Pak Katamso itu sejak sore, sedangkan Pak Sugiyono malamnya karena baru pulang dari Semarang," tuturnya.

Masuki tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, kedua orang tersebut dibawa ke joglo tersebut. Setibanya di tempat itu, mereka disiksa kembali. Brigjen Katamso yang menjadi orang pertama tiba di sana.

"Beliau diturunkan dari mobil lalu dipukul kepalanya dari belakang terus dimasukkan ke lubang itu. Kedua habis itu Pak Sugiyono juga habis itu diambil dari markas komando terus dipukul juga kepalanya pakai kunci mortir itu," ungkapnya.

Museum Monumen Pahlawan Pancasila di Kentungan, Sleman. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Disampaikan Malis, kedua pahlawan yang saat itu sudah disiksa dan masuk ke lubang buaya tersebut diketahui belum meninggal dunia. Hingga akhirnya mereka dilempari dengan batu-batu besar yang ada saat itu hingga dinyatakan meninggal.

Baca Juga: Tabrak Pikap, Pemotor di Underpass Kentungan Tewas Terlindas Truk Tronton

Setelah itu, untuk menghilangkan jejak lubang itu ditimbun kembali dengan tanah ditambah dengan ditanami ubi jalar dan pohon pisang. Kala itu lubang tempat dua pahlawan yang disiksa hanya berada tepat di pinggir jalan, berbatasan dengan pagar kawat berduri saja.

Untuk mencari keberadaan kedua pahlawan tersebut, lanjut Malis, Korem 072/Pamungkas langsung bertindak cepat. Mereka melaporkan peristiwa tersebut ke Pangdam VII/Diponegoro.

Diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengungkap keberadaan kedua pahlawan tersebut. Lebih kurang dua minggu tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1965 jasad Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono itu ditemukan.

"Ketemunya ya di lubang itu," imbuhnya.

Malis menuturkan kedua jenazah pahlawan itu ditemukan oleh warga sekitar. Sebab memang lubang yang tidak terlampau dalam tadi membuat warga sempat mencium aroma busuk dari sana.

Baca Juga: Prihatin pada Kondisi Underpass Kentungan, Anggota JCW Mandi Kembang di Jalan

Setelah diketemukan, kedua jenazah pahlawan itu langsung dievakuasi untuk dilakukan autopsi di rumah sakit yang sekarang menjadi Rumah Sakit DKT dr Soetarto. Seusai diautopsi, kedua jenazah terlebih dulu dibawa ke markas Korem untuk dilakukan upacara militer.

Load More