SuaraJogja.id - "Sitik-sitik bangkit, bangkit apane? (Sedikit-sedikit bangkit, apanya yang bangkit?) Kalau bangkit ku hadapi. Aku ki ora PKI, ora komunis. Nek komunis pancen gawe kacau ning NKRI yo tak ganyang! (Aku itu bukan PKI, bukan komunis. Kalau komunis memang membuat kekacauan di NKRI ya juga aku ganyang)," kata Leo Mulyono dengan penuh semangat.
Perkataan Leo itu seolah menjadi cerminan kekecewaan atas apa yang sudah ia alami selama ini. Bagaimana tidak, pria kelahiran 1945 itu adalah salah satu penyintas tragedi berdarah G30S.
Usianya saat itu baru menginjak 20 tahun. Leo sudah harus berjibaku dengan kerasanya kehidupan di balik jeruji besi. Namun sayangnya ia sendiri tidak tahu apa yang menjadikannya tahanan kala itu.
Leo bercerita jauh ke belakang tepatnya sebelum tragedi itu benar-benar terjadi. Dulu, ia berkuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang sekarang telah berubah menjadi Fakultas Seni Rupa dan Desain bagian dari ISI Yogyakarta.
Baca Juga: Berdiri Tugu Palu Arit di Palembang, Puluhan Kantor Serikat Buruh
Saat ini bangunan ASRI juga telah diubah menjadi Jogja Nasional Museum (JNM).
"Aku baru tingkat dua kalau sekarang ya semester 4. Jadi belum apa-apa sebenarnya," ucapnya membuka cerita kepada tim SuaraJogja.id belum lama ini.
Sebagai mahasiswa pada zaman itu, Presiden Bung Karno menanamkan ke generasi muda termasuk Leo bahwa mahasiswa itu harus berorganisasi. Mendengar petuah dari sang proklamator NKRI, jiwa muda Leo bersemangat untuk bergabung dengan organisasi yang ada di ASRI saat itu.
Ada berbagai macam organisasi saat itu di ASRI. Namun Leo sudah menjatuhkan pilihan kepada organisasi CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia).
Ia menilai bahwa CGMI sangat mewakili semangat dari Presiden Soekarno dengan triloginya yakni studi sebagai mahasiswa, organisasi dan revolusi.
Baca Juga: Kumpulan 30 Link Download Twibbon Peringatan G30S PKI
"Wah iki rodo koyo Bung Karno iki, apik iki. Saya kan mulai tertarik," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Omon-Omon Pemberantasan Korupsi di Rezim Prabowo: Dari Ampuni Koruptor hingga Bikin Penjara Khusus di Pulau Terpencil
-
Riwayat Sangkan Paraning Dumadi, Konsep yang Melatarbelakangi Terwujudnya Sumbu Filosofi
-
Prabowo Mau Bangun Penjara Koruptor di Pulau Terpencil? Ini 7 Lokasi yang Pas!
-
Prabowo Mau Bikin 'Penjara Hiu' Buat Koruptor di Pulau Terpencil, Muzani Bilang Ini
-
Sorot Ide 'Lucu' Prabowo, ICW: Penjara di Pulau Terpencil Malah Bikin Napi Korupsi Semakin Sulit Diawasi
Tag
Terpopuler
- Yamaha Siapkan Motor Crossover Touring dengan Teknologi Mutakhir, XMAX Kalah Kelas
- Pesona Pesaing Yamaha XMAX dari Suzuki, Punya Mesin Lebih Gede dengan Harga Setara Toyota Alphard
- Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
- Fedi Nuril Takut Indonesia Kembali ke Masa Orde Baru, Reaksi Prabowo Terhadap Kritikan Jadi Bukti
- Natasha Rizky Ajukan Persyaratan Sebelum Menikah dengan Desta, Hanya Satu yang Tak Disetujui
Pilihan
-
Beda Nasib Mees Hilgers dan Dean James Jelang Gabung Timnas Indonesia
-
Paspor Indonesia Kalah dari Timor Timur, Publik: Bikin Malu dan Menyusahkan!
-
Awali Pekan Ini, Emas Antam Naik Harga Jadi Rp1.741.000/Gram
-
McKinsey & Company Bagikan Prediksi Dampak Bank Emas Indonesia Terhadap PDB
-
Hasil Liga Spanyol: Real Betis Bangkit dari Ketertinggalan, Taklukkan Leganes dalam Drama Lima Gol
Terkini
-
Horor di Kebun Tebu: Petani Temukan Kerangka Manusia di Madukismo, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
Horor di Kebun Tebu: Petani Temukan Kerangka Manusia di Madukismo, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
20.000 Pengunjung Serbu Kapan Lagi Buka Bareng Festival 2025
-
Dari Barista Hingga Desain Grafis, Pemkot Jogja Bagikan Pelatihan Gratis ke Warga agar Siap Kerja di 2025
-
Pemkot Jogja Pantau Perusahaan Nakal, Posko THR Dibuka untuk Terima Keluhan Pekerja