Hingga kemudian pada tanggal 20 Oktober 1965 digelar apel akbar di Alun-alun Yogyakarta. Leo sebagai mahasiswa yang masih tergolong tingkat awal tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu mengasah ketrampilan studinya.
Leo berada di pojok lapangan dengan hanya berbekal alat sketsa. Ia awalnya hanya berencana untuk membuat sketsa tentang apel akbar tersebut.
Namun ternyata di dalam apel tersebut, mulai terdengar nama-nama organisasi kampus yang disebut. Ternyata apel itu sebagai awal mula kericuhan itu terjadi, terkait pembubaran PKI dan sebagainya.
Situasi semakin tidak menentu setelah di dalam pidato itu juga menyebut CGMI. Ia memilih untuk meninggalkan lapangan saat itu dan keluar dari alun-alun karena sudah tidak bisa berpikir jernih.
Baca Juga: Berdiri Tugu Palu Arit di Palembang, Puluhan Kantor Serikat Buruh
Setelah apel akbar selesai, massa yang berasal dari alun-alun sudah membawa berbagai macam atribut mulai dari pedang, linggis dan berbagai macam perlengkapan lainnya. Mereka mulai merusak papan nama di sekitar lokasi. Kekacauan mulai terjadi.
Mahasiswa yang tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi memilih untuk berlindung di tempat yang aman. Namun aksi anarkis semakin meluas. Bentrok antara mahasiswa dan massa itu tidak terelakkan. Lempar batu, lempar pedang dan lain sebagainya.
Tidak berselang lama, tentara datang. Ada salah satu tentara yang masuk ke gedung tempat Leo dan para mahasiswa lainnya berada saat kekacauan itu terjadi.
"Baru umur 20 tahun saya, saat kejadian itu terjadi," terangnya.
Tiba-tiba ada tembakan masuk. Suara tembakan yang dideskripsikan Leo seperti berasal dari tembakan dari jenis pistol bull dog. Ternyata itu adalah Polisi Ngupasan atau yang sekarang dikenal sebagai Polresta Yogyakarta. Mahasiswa ditodong, dikumpulkan menjadi satu dan dibawa ke salah satu sudut ruangan.
Baca Juga: Kumpulan 30 Link Download Twibbon Peringatan G30S PKI
"Sama polisi dibawa. Aku enggak tahu di bawa kemana. Ternyata dibawa ke Ngupasan (kantor polisi). Polisinya bilang 'tenang saja di sini aman, nanti kalau Jogja sudah aman nanti akan dipulangkan,' diregister juga di sana," ujarnya.
Karena peristiwa kerusuhan itu terjadi hingga malam hari, rombongan Leo akhirnya dititipkan di Wirogunan atau dikenal juga dengan Lapas Kelas IIA Yogyakarta saat ini.
Dimasukan ke blok A, semua perlengkapan rombongan itu dilucuti. Termasuk alat sketsa milik Leo yang diminta. Blok A itu dijelaskan Leo, semestinya digunakan untuk tahanan titipan, tapi tahanan kriminal.
"Ya kita waktu itu enggak tahu tahanan politik atau apa," tuturnya.
Ia menyebut kapasitas ruangan saat itu mungkin hanya cukup untuk 30 orang saja. Namun ternyata saat itu ada 134 orang lebih yang di bawa ke Wirogunan.
Sebenarnya petugas saat itu berencana untuk memindah sebagian dari rombongan ke sel lain agar bisa lebih nyaman beristirahat. Namun rombongan bersikukuh tetap ingin tinggal bersama di tempat yang sama.
Berita Terkait
-
MUI Ajak Umat Nonton Film G30S PKI, Ini Tujuannya
-
Survei Median: 42 Persen Publik Ingin Film G30S PKI Kembali Diputar
-
Profil AH Nasution, Selamat dari Kekejaman G30S PKI, Sembunyi di Kedutaan Irak
-
Berdiri Tugu Palu Arit di Palembang, Puluhan Kantor Serikat Buruh
-
Dor! Dor! Suara Tembakan Terdengar Saat Satimin Melihat Wayang, PKI Dieksekusi di Cilacap
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY